Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini Dikatakan sebagai Tahun Terkering

Di wilayah perkotaan, tidak kurang dari 2 juta orang yang tersebar di delapan provinsi rentan terkena dampak kekeringan.
Petani membajak sawahnya yang mengalami kekeringan di Persawahan kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/7/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya
Petani membajak sawahnya yang mengalami kekeringan di Persawahan kawasan Citeureup, Bogor, Jawa Barat, Selasa (2/7/2019)./ANTARA-Yulius Satria Wijaya

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengatakan bahwa koordinasi antarpemangku kepentingan terkait dengan sumber daya air harus ditingkatkan.

Pasalnya, tahun ini menjadi tahun paling kering sehingga dibutuhkan tindakan yang tepat sasaran untuk mengurangi kekeringan di banyak daerah pada tahun depan.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Hari Suprayogi mengatakan bahwa koordinasi antarpejabat diperlukan untuk menangani dengan cepat dan tepat sasaran daerah-daerah yang masih mengalami kekeringan.

"Kita tahun terkering kan 2019 ini, kita harus tahu betul lokasi kekeringannya di mana. Nah, itu pada 2020 harus jadi sasaran khusus. Air tanah ini tidak boleh sembarangan, tapi sangat scientific," ujarnya dalam acara Silahturahmi Senior Pengembangan Air Tanah Ditjen SDA Se-Jabodetabek, (10/11/2019).

Hari menambahkan bahwa pendataan dan pengecekan lokasi kekeringan juga harus ditingkatkan. Jadi, pekerjaan pengeboran untuk mendapatkan air tanah menjadi tepat sasaran sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat.

Adapun, kekeringan secara umum berdampak pada pemenuhan kebutuhan air bagi perkotaan atau permukiman dan pertanian.

Untuk wilayah perkotaan tidak kurang dari 2 juta orang yang tersebar di delapn provinsi rentan terkena dampak kekeringan.

Sementara itu, lahan pertanian yang paling terdampak kekeringan adalah sawah tadah hujan dan sebagian irigasi yang sumber airnya dari bendung sehingga masih tergantung pada aliran air sungai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper