Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan bahwa proyek dengan nilai US$1 miliar akan dipantau perkembangannya setiap bulan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (30/10/2019) seusai menghadiri rapat terbatas membahas penyampaikan program dan kegiatan di bidang kemaritiman dan investasi.
"Setiap proyek berkisar US$1 miliar itu akan kita pantau progresnya setiap bulan, level deputi saya secara terpadu akan buat rapat dan nanti secara bulanan saya yang pimpin rapat," kata Luhut.
Menurutnya, jangan sampai ada proyek yang seperti "yoyo". Luhut menyebut salah satu proyek yang melibatkan China Petroleum Corporation (CPC) yang memiliki masalah tanah selama 3 tanah.
Seperti diketahui, CPC berencana bekerjasama dengan PT Pertamina (Persero) terkait pengembangan komplek petrokimia terpadu di Balongan, Indramayu, Jawa Barat. "Akhirnya presiden mengatakan seolah-olah ada orang yang menghambat supaya petrokimia tidak jadi supaya kita impor terus dari luar," kata Luhut.
Di samping itu, Luhut mengatakan pihaknya telah menginventarisir sejumlah proyek yang terhambat. Nilai proyek yang terhambat, menurutnya, mencapai US$50 miliar-US$70 miliar.
Presiden sendiri menyatakan pemerintah seharusnya fokus ke sektor tertentu dalam upaya meningkatkan investasi di Indonesia.
"Kita ingin ke depan investasi kita fokus saja, tidak semua kita kejar sehingga tidak konsentrasi dan malah luput," kata Jokowi di depan para menteri saat menyampaikan kata pengantar rapat.