Bisnis.com, JAKARTA - Konsumsi rumah tangga dari sektor digital dapat turut membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia apabila pemerintah segera membenahi regulasi serta sumber daya manusia (SDM) pendukungnya.
Ekonom Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Fajar B. Hirawan mengatakan, perkembangan positif ekonomi digital di Indonesia memang sudah diprediksi sebelumnya oleh beberapa lembaga. Ia mencontohkan laporan Google Temasek soal perkembangan Internet of Things (IoT).
"Indonesia memang salah satu negara di Asean yang sangat potensial, khususnya jika dilihat dari ukuran pasar," katanya saat dihubungi pada Selasa (29/10/2019).
Fajar melanjutkan, konsumsi rumah tangga melalui jalur sektor transportasi dan komunikasi serta sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dipicu oleh semakin masifnya perkembangan ekonomi digital. Hal ini ditandai semakin meratanya infrastruktur digital dan tingginya penggunaan smartphone di Indonesia.
Selain itu, transformasi struktural juga telah dilakukan di mana sektor jasa (tersier) mulai berkontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan sektor industri manufaktur (sekunder) dan sektor pertanian (primer). Oleh karena itu, Fajar optimistis sektor-sektor ekonomi yang bersifat intangible atau non-tradable akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia ke depannya.
"Bila tidak ada hambatan berarti, saya yakin pertumbuhan konsumsi rumah tangga melalui sektor ekonomi digital akan terus meningkat," katanya.
Guna memaksimalkan kesempatan ini, pemerintah perlu lebih menggiatkan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada sektor ini. Program-program pendidikan, pelatihan, dan lainnya menjadi beberapa hal yang vital dalam perbaikan SDM.
Selain itu, pemerintah juga perlu merancang regulasi yang mendukung pengembangan sektor ekonomi digital Indonesia. Hal ini beberapa di antaranya mencakup pendanaan untuk riset-riset terkait serta manajemen regulasi yang tepat dan sesuai dengan perkembangan teknologi.
"Sudah selayaknya, pemerintah berkolaborasi dengan perusahaan yang bergerak di sektor ekonomi digital agar dapat lebih efisien dan efektif dalam mendukung kegiatan bisnis mereka, bukan justru menghambat dan mematikan sektor yang potensial ini," ungkap Fajar.