Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia berkomitmen untuk mencadangkan 700.000 hektare (ha) kawasan konservasi perairan (Marine Protected Areas/MPAs) pada 2020.
Komitmen itu disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Agus Dermawan, selaku anggota delegasi Indonesia dalam Our Ocean Conference (OOC) 2019 di Oslo, Norwegia. "Indonesia mengalokasikan dana sebesar US$6,68 juta untuk mendukung pembentukan MPAs baru dan meningkatkan efektivitas pengelolaan MPAs yang sudah ada," ujar Agus dalam keterangan tertulis, Minggu (27/10/2019).
Selain pencadangan MPAs, Indonesia juga berkomitmen untuk melakukan stock assessment di perairan darat dengan menggunakan metode yang telah terstandardisasi, baik secara ilmiah maupun pendekatan praktis. Hal ini ditujukan untuk mendukung implementasi manajemen perikanan berbasis ilmiah pada 2020 dengan anggaran sebesar US$705.000.
Komitmen selanjutnya, Indonesia akamln melakukan perpanjangan proyek peningkatan sistem peramalan laut untuk mengurangi risiko bencana maritim. Perpanjangan proyek ini kata Agus akan dilakukan pada 2019-2024 dengan alokasi dana senilai US$121 juta.
Terakhir, Indonesia berkomitmen melakukan pengawasan kelautan dan perikanan melalui kapal patroli dan pengawasan udara, operasi pusat komando, investigasi kejahatan kelautan dan perikanan, pengawasan KKP, peningkatan partisipasi pengawasan berbasis masyarakat, memerangi penangkapan ikan yang merusak, dan kegiatan terkait lainnya.
Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja selaku pemimpin delegasi Indonesia dalam perhelatan OOC, menyatakan bahwa Indonesia telah mengimplementasikan sebagian besar komitmen yang diteken dalam OOC periode 2017 dan 2018.
Berbagai komitmen tersebut antara lain dilakukan dalam bidang pembangunan kapasitas, iklim, pencegahan dan pemantauan pengasaman laut, mempromosikan perikanan yang berkelanjutan, perlindungan laut, pengurangan polusi laut, jaringan kerja laut yang aman, serta pemetaan dan pemahaman lautan dan masa depan konferensi samudera.
Dalam upaya perlindungan laut, Indonesia berhasil mencapai target perluasan kawasan konservasinya pada 2018 sebesar 22,68 juta ha. "Ini menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam melindungi laut dan menjaga keberlanjutannya," ujar Sjarief.
Bersamaan dengan implementasi komitmen lainnya yang telah dilakukan, Indonesia pun turut diundang sebagai narasumber untuk berbagi pengalamannya dalam menjaga laut di beberapa side event terkait pemberantasan Illegal, Unregulated, Unreported (IUU) Fishing, pengarusutamaan isu kelautan, dan pengelolaan kawasan konservasi perairan pada sidang United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC).
Pada OOC ke-6 ini, Indonesia bekerja sama dengan Wildlife Conservation Society (WCS) turut menggelar side event bertajuk: "Enhancing Marine Enhancing Marine Sustainability through Cooperation, Conservation Actions and Marine Debris and Disaster Risk Reduction".
Sesi diawali dengan pertemuan antara delegasi Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Myanmar untuk mendiskusikan sejumlah isu kelautan dan perikanan. Diantaranya seperti pengembangan perencanaan ruang laut, pengelolaan kawasan konservasi perairan secara efektif, penanganan sampah plastik, dan penggunaan VMS dalam pengelolaan perikanan.
Penyelenggaraan sesi ini ditujukan untuk mempererat kerja sama Indonesia dengan negara tetangga serta menyampaikan dan mempromosikan upaya dan capaian Pemerintah Indonesia dalam pengelolaan sumber daya laut dan perikanan secara berkelanjutan.
Sjarief menuturkan kehadiran Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar dan negara maritim yang memiliki luas lautan terbesar kedua di dunia, tentunya menjadi sangat penting untuk berperan aktif melaksanakan komitmen dan kebijakan di bidang kelautan dalam menjaga lautan dunia.