Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia beserta negara-negara anggota Asean lainnya telah menyepakati kesetaraan kualifikasi tenaga kerja bidang akuntansi yang dituangkan dalam Mutual Recognition Arrangement on Accountancy Services (MRA on Accountancy Services).
Keputusan tersebut ditandatangani pada acara The 1st Asean CPA Conference pada Rabu (16/10/2019) di Bali. Turut hadir dalam acara tersebut adalah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sesuai dengan perjanjian ini, para pemegang sertifikat Asean Chartered Professional Accountant (Asean CPA) memiliki kualifikasi yang setara dan dapat melakukan praktik di 10 negara Asean. Menurut Sri Mulyani, perjanjian ini membuka peluang bagi para akuntan profesional untuk berkontribusi agar Asean dapat mencapai potensi ekonominya secara keseluruhan.
Menurut Sri Mulyani, kawasan Asia Tenggara merupakan salah satu pasar dunia yang bertumbuh dengan cepat dan kemudian menjadi wilayah dengan kekuatan ekonomi besar. Pada 2030, Asean diproyeksi akan menjadi ekonomi keempat terbesar di dunia.
"Oleh karena itu, profesi anda sebagai akuntan penting untuk memastikan ekonomi terus tumbuh kuat, bisnis terus berkembang dan akuntabilitas tetap teratas. mari kita sama-sama menyambut the era Asean CPA," katanya dikutip dari siaran pers yang diterima pada Rabu (16/10/2019).
Penyelenggaraan The 1st Asean CPA Conference merupakan kerja sama Kementerian Keuangan dan Sekretariat Asean yang berkolaborasi dengan Ikatan Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI), Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI), dan ASEAN Federation of Accountants (AFA).
Acara ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi para Asean CPA untuk menjalin komunikasi serta saling tukar informasi terkini mengenai perkembangan industri Accounting Services, roadmap Asean CPA dan Blueprint Asean Economic Community 2025.
Hingga 30 September 2019, jumlah pemegang Asean CPA adalah sebanyak 3.770 orang, yang terdiri dari 1.291 orang dari Indonesia, 873 orang dari Malaysia, 593 orang dari Thailand, 592 orang dari Singapura, 403 orang dari Myanmar, dan 18 orang dari Filipina.