Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ketersediaan Bahan Baku Jadi Kunci Pertumbuhan Investasi Industri Pengolahan Kelapa

Setidaknya sudah ada dua perusahaan yang mampu mengolah seluruh hasil tanaman kelapa atau zero waste.
ilustrasi/bisnis.com
ilustrasi/bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan Industri Pengolahan Kelapa Indonesia (HIPKI) menyatakan peluang masuknya investor baru di industri pengolahan kelapa masih terbuka. Hal itu dapat mendukung penghiliran produk tersebut.

Kendati demikian, menurut HIPKI, peluang itu hanya dapat diwujudkan bila problem pasokan bahan baku dalam negeri bisa diselesaikan.

"Kalau bahan baku sudah tersedia, bisa masuk investor baru," jelas Ketua Umum HIPKI Rudy Handiwidjaja H.P. kepada Bisnis belum lama ini.

Menurutnya, sejauh ini penghiliran produk olahan kelapa sudah berkembang. Setidaknya sudah ada dua perusahaan yang mampu mengolah seluruh hasil tanaman kelapa atau zero waste.

Dia mengatakan ke depan masih ada peluang masuknya investor baru untuk mengembangkan produk olahan kelapa lainnya. "Masih banyak peluang untuk penghiliran produk kelapa," jelasnya.

Namun, Rudy mengatakan bahwa pasokan bahan baku yang berkelanjutan menjadi salah satu tantangan yang dihadapi pelaku industri pengolahan kelapa. Menurutnya, saat ini pelaku industri dalam negeri masih cukup mendapatkan bahan baku.

Namun, ke depan pemenuhan bahan baku ini dinilai menjadi tantangan bagi industri pengolahan yang akan terus berkembang. Apalagi, ketersediaan bahan baku akan sangat dipengaruhi oleh musim atau iklim.

Oleh karena itu, dia mengatakan pemerintah dapat mengantisipasi itu dengan pengaturan ekspor produk kelapa muda dalam wujud bea keluar atau pembatasan kuota ekspor.

"Dengan kuota, nantiya kebutuhan industri pengolahan kelapa terpenuhi dahulu, baru bisa diekspor. Selama ini tanpa batasan," ujarnya.

Di samping itu, Rudy mengatakan pelaku industri pengolahan kelapa dapat mengatasi problem itu dengan membuka perkebunan sendiri. Namun, dia mengakui langkah itu membutuhkan biaya yang sangat signifikan.

Sejauh ini baru ada satu perusahaan yang memiliki perkebunan kelapa, meskipun hanya mampu memenuhi 10% dari kebutuhannya. Solusi lain bagi pelaku industri, kata Rudy, adalah menjalankan kemitraan dengan petani kelapa.

"Bermitra dengan petani, sehingga nantinya mereka hanya bisa jual ke pelaku dalam negeri," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Galih Kurniawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper