Bisnis.com, LOMBOK – PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (Bentoel Group) mengandalkan inovasi produk dan pasar ekspor untuk menghadapi tantangan di industri rokok yang semakin berat.
"Kami akan relaunch, akan banyak produk yang akan kami perbaiki dan luncurkan kembali. Jadi marketing mix-nya kami ubah karena distribusi dan penjualannya sudah maksimum, inovasi produk saja," ujar Presiden Komisaris Independen Bentoel Group Hendro Martowardojo, di sela-sela Perayaan Pembelian Raya Tembakau, di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, Senin (14/10/2019).
Strategi lainnya, kata Hendro, yakni lewat pasar ekspor. Rencananya, Bentol Group akan menambah lagi pasar eskpor pada tahun depan.
"Kami akan ekspor terus, sekarang sudah di 19 negara. Kami tambah beberapa negara lagi. Insya Allah tahun depan, nanti volumenya kalau bisa dinaikkan," katanya.
Sebelumnya, Hendro menargetkan ekspor tahun ini di angka Rp1,7 triliun. Adapun untuk tahun depan, Bentol Group menargetkan adanya kenaikan. "Paling tidak naik 10%-15% dari tahun ini," ujarnya.
Director Legal & External Affairs Bentoel Group Mercy Francisca Hutahaean mengatakan sampai 2019, Bentoel Group telah memperluas ekspor produknya hingga ke 19 negara, termasuk ke Jepang dan Korea. Adapun selama ini negara tujuan ekspor yakni Malaysia, Taiwan, Singapura, Hong Kong, dan Kamboja.
Dia mengatakan total nilai ekspor perusahaan ke 19 negara tersebut telah mencapai Rp5,8 triliun. Melalui kegiatan ekspor, perusahaan ikut berkontribusi untuk meningkatkan neraca ekspor dan mendatangkan devisa bagi negara Indonesia.
Adapun strategi menyasar pasar ekspor ini telah berhasil membuat kinerja perusahaan membaik hingga 30 September 2019. Hendro mengatakan setelah tujuh tahun merugi, Bentol Group mampu mencatatkan kinerja positif.
"Per 30 September sudah kasih ke BEI dan OJK. Alhamdulillah kami positif, selama tujuh tahun kami rugi, lagi-lagi karena ekspor," kata Hendro.
Dia menambahkan kinerja positif ini juga dapat terjadi karena efisiensi yang dilakukan perusahaan. Hal tersebut dilakukan melalui penjual aset yang tidak perlu, menjual pabrik kosong hingga efisiensi distributor.