Bisnis.com, JAKARTA – Konsumsi semen terus menurun pada awal paruh kedua tahun ini. Hal tersebut bertolak belakang dengan proyeksi sebagian pelaku yang menyatakan konsumsi semen pada semester II/2019 akan berakselerasi dan mencapai target pertumbuhan konsumsi sekitar 2% pada akhir tahun ini.
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) menyatakan permintaan semen hanya tumbuh di pulau Sulawesi sebesar 8% secara tahunan pada Agustus 2019. Adapun, daerah lainnya di penjuru negeri menunjukkan penurunan permintaan yang membuat permintaan semen pada Agustus turun 3,2% secara tahunan.
“Memang tahun lalu cukup tinggi demand-nya pada bulan Agustus [yakni] 6,53 juta ton, sedang Agustus tahun ini 6,32 juta ton,” kata Ketua ASI Widodo Santoso kepada Bisnis, Senin (30/9/2019).
Widodo mencatat konsumsi semen pada Januari—Agustus merosot 2,3% dari realisasi tahun lalu sejumlah 43 juta ton menjadi 42,02 juta ton. Dengan kata lain, penurunan pada bulan ini lebih dalam daripada penurunan Januari—Juli yakni sebesar 2%.
Widodo mengatakan walaupun pada semester II/2019 konsumsi semen biasanya naik, tetapi sulit untuk menjaga agar tidak lebih rendah dari realisasi tahun lalu.
Pasalnya, peningkatan konsumsi semen pada tahun lalu ditopang oleh pengerjaan infrastruktur di pulau Jawa dan Sumatra yang cukup banyak. Adapun kini pengerjaan proyek-proyek tersebut sebagian besar telah rampung.
“Ini kelihatannya akan terus berlangsung apabila tidak ada kenaikan permintaan yang signifikan. Karena selama 4 tahun terakhir rata-rata kenaikan permintaan hanya berkisar 3%-5% atau sekitar 2 juta—3 juta ton,” katanya.
Widodo optimistis permintaan lokal akan tumbuh pada September—Desember. Hal tersebut mengingat siklus permintaan industri semen yang lebih besar 10% pada semester II daripada semester I lantaran sebagian proyek pemerintah akan berlangsung pada periode tersebut.