Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan AS Meningkat, Ekspor Elektronika Berpeluang Naik

Nilai ekspor produk elektronika diperkirakan masih bisa berbalik positif pada akhir tahun ini kendati pada periode Januari - Agustus 2019 masih turun hingga kisaran 4%.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai ekspor produk elektronika diperkirakan masih bisa berbalik positif pada akhir tahun ini kendati pada periode Januari - Agustus 2019 masih turun hingga kisaran 4%.

Peluang itu hadir seiring meningkatnya permintaan produk elektronika dari sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat.

Direktur Industri Elektronik dan Telematika Kementerian Perindustrian R. Janu Suryanto mengakui pada pada periode itu nilai ekspor produk elektronika menurun. Padahal, pada periode yang sama realisasi impor produk elektronika dan telematika sudah turun sekitar US$800 juta atau 10% dibandingkan realisasi Januari - Agustus 2018.

Janu pun tetap optimistis kinerja ekspor itu bisa berbalik positif lantaran meningkatnya permintaan dari luar negeri ke sejumlah produsen elektronika nasional.

"Akhir 2019, mestinya sudah ada kenaikan. Saya berharap [nilai ekspor elektronika] naik," ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/9/2019)

Janu mengatakan sejumlah perusahaan industri elektronika di Batam, seperti PT Satnusa Persada dan PT Pegatron Technology Indonesia, baru-baru ini mendapatkan kontrak baru untuk memasok produknya ke Amerika Serikat. Dia mengakui peluang ini terbuka lantaran berkurangnya pasokan produk elektronika dari China ke Negeri Paman Sam.

Selain itu, PT Panasonic Manufactoring Indonesia baru-baru ini memperluas basis ekspornya ke Taiwan. LG Electronics Indonesia, sambung Janu, juga berencana menugaskan produsen asal Semarang untuk memasok AC portable ke Amerika Serikat dalam jumlah yang besar.

"Ini kan informasi bahwa industri elektronika tetap tumbuh," ujarnya.

Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa pada Januari - Agustus 2019 nilai ekspor mesin/peralatan listrik mencapai US$5,55 miliar. Realisasi itu menurun sekitar 4,62% sebab pada periode yang sama tahun lalu nilai ekspornya mencapai US$5,82 miliar.

Adapun, nilai ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari – Agustus 2019 menurun 4,33% dibandingkan periode yang sama pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper