Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Keuangan optimistis kinerja pendapatan negara melalui penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sesuai dengan proyeksi yang ditetapkan pada tahun ini.
Merujuk pada laporan APBN semester I/2019, pemerintah memproyeksikan penerimaan PNBP bakal mencapai Rp386,33 triliun atau 102,1% dari target APBN 2019 yang mencapai Rp378,29 triliun.
Per Agustus 2019, realisasi PNBP telah mencapai Rp268,16 triliun atau 70,89% dari target. Realisasi PNBP tumbuh 11,59% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
"Kita punya berkah surplus BI dan ada tambahan dividen sekitar Rp4 triliun," ujar Direktur PNBP Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Wawan Sunarjo, Rabu (25/9/2019).
Pada bulan ini, nampak kinerja PNBP dari kekayaan negara dipisahkan (KND) melonjak jauh dibandingkan dengan Agustus 2018.
Pendapatan dari KND yakni dari dividen BUMN dan surplus BI mencapai Rp72,48 triliun, tumbuh 82,25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. BI berkontribusi paling besar dengan sumbangan surplus mencapai Rp30,09 triliun.
Meski demikian, perlu dicatat bahwa PNBP SDA tumbuh negatif sebesar 7,08% dengan realisasi per Agustus 2019 mencapai Rp99,83 triliun.
"Tergantung pada ICP [Indonesia Crude Price] dan HBA [Harga Batubara Acuan], kalau dua ini semakin turun ya kita akan semakin ke bawah," ujar Wawan.
Apabila dua harga komoditas tersebut mampu meningkat, maka proyeksi realisasi PNBP sebagaimana dalam outlook sangat mungkin untuk tercapai.
Apabila ICP dan HBA kembali turun, maka PNBP akan mengalami shortfall sebagaimana yang terjadi pada penerimaan pajak.
Untuk diketahui, penerimaan pajak pada 2019 diproyeksikan mengalami shortfall sebesar Rp140 triliun.