Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Logistik menilai jasa pengiriman ekspres menjadi subsektor logistik yang paling cepat beradaptasi pada era digital karena subsektor itu yang pertama bersentuhan dengan e-commerce.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Ilham Masita mengatakan bahwa pengiriman ekspres merupakan yang pertama kali bersentuhan dengan e-commerce terutama perusahaan last mile delivery yang sangat membutuhkan teknologi.
"Sedangkan segmen logistik lain juga bersentuhan dengan teknologi tapi tidak secepat jasa pengiriman ekspres karena model bisnisnya masih B2B [bisnis ke bisnis] dimana kita tahu bahwa perkembangan teknologi lebih cepat untuk model bisnis C2C [pelanggan ke pelanggan] dan B2C [bisnis ke pelanggan] daripada B2B," tuturnya kepada Bisnis.com, Selasa (24/9/2019).
Dia menilai hal itu wajar karena saat ini bisnis dagang-el menjadi yang paling maju teknologinya, sehingga jasa pengiriman ekspres sebagai penopangnya turut menyesuaikan.
Walhasil, Zaldi menegaskan geliat di sektor e-commerce terus berkembang. Kementerian Komunikasi dan lnformatika menargetkan pada 2020, ekonomi digital akan tumbuh mencapai hingga US$130 miliar.
Berdasarkan data Google & Temasek dalam laporannya berjudul E-conomy SEA 2018 menyebutkan bahwa dagang-el menyumbang US$12,2 miliar dari US$27 miliar nilai ekonomi digital Indonesia, atau berkontribusi 45 persen dari total nilai ekonomi digital secara nasional.
Baca Juga
Zaldi menjelaskan digitalisasi di jasa pengiriman ekspres merupakan prasyarat ketika ingin mendapatkan pelanggan dari panggung dagang-el, sehingga untuk menaikkan keuntungan menggaet pasar, perlu melakukan investasi memperbaiki teknologi di perusahaan ekspres. Alasannya, tanpa digitalisasi jasa pengiriman tidak akan dipakai dagang-el.
Dia menjelaskan keuntungan baru didapat kalau volume pengiriman naik dampak dari digitalisasi dengan biaya murah. "Sampai sekarang semua perusahaan pengiriman ekspres masih berjuang ke arah sana," katanya.
Lebih lanjut, Zaldi menjelaskan digitalisasi logistik tidak selancar digitalisasi di sektor lain karena masih terhambat tidak adanya standardisasi logistik yang membuat proses digitalisasi logistik termasuk pengiriman ekspress berjalan lambat dan mahal.
"Dengan adanya standarisasi akan mempermudah proses digitalisasi yaitu mempercepat proses integrasi sistem dengan e-commerce dan bisa menggunakan otomasi untuk meningkatkan kapasitas," tambahnya.