Bisnis.com, NANNING — Pemerintah China mendorong peningkatan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Asean sebagai bagian dari upaya untuk merealisasikan China-Asean Strategic Partnership Vision 2030 yang pada tahun ini menginjak tahun pertama.
Gao Feng, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China, mengatakan penyelenggaraan The 16th China-ASEAN Expo (CAEXPO) dan The 16th China-ASEAN Business and Investment Summit (CABIS) memiliki tiga fokus, yaitu visi baru dalam meningkatkan hubungan China-Asean, pameran yang diikuti oleh lebih banyak peusahaan dibandingkan dengan pergelaran sebelumnya, dan peningkatan kerja sama perdagangan dan ekonomi yang lebih efisien.
"Banyaknya keberagaman dan aktivitas dalam pergelaran CAEXPO akan meningkatkan peluang bisnis yang sejalan dengan jalur sutera baru dalam kerangka One Belt One Road [OBOR]," ujarnya dalam konferensi pers The 16th China-ASEAN Expo (CAEXPO) dan The 16th China-ASEAN Business and Investment Summit (CABIS), Jumat (20/9).
Melalui tema Building Belt & Road Routes, Realizing Our Vision for A Community of Shared Future, CAEXPO dan CABIS kali ini menggelar sejumlah aktivitas untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kerja sama antara China dan Asean, terutama dalam hal infrastruktur hingga kawasan industri.
CAEXPO dan CABIS 2019 diselenggarakan di Nanning, China, pada 21—24 September 2019 di Nanning International Convention and Exhibition Center, Guangxi Agricultural Exhibition Center, dan Nanning Huanan City. Adapun, total luas area pameran di tiga tempat itu mencapai total 134.000 meter persegi.
“CAEXPO akan diikuti oleh 2.848 perusahaan, naik 2,4 persen dari peserta tahun lalu, termasuk sejumlah perusahaan yang masuk dalam Fortune 500. Ada lebih dari 12.000 pebisnis dan professional yang sudah memastikan hadir,” tambah Feng.
Selain menjadi ajang pertemuan bilateral dan multilateral bagi para pejabat Pemerintah China, negara-negara Asean, dan negara sahabat lainnya, CAEXPO dan CABIS yang rutin diselenggarakan selama 16 tahun terakhir itu, juga mempertemukan pengusaha dari negara-negara tersebut baik yang sudah berskala besar maupun yang masuk dalam kategori usaha kecil dan menengah (UKM).