Bisnis.com, JAKARTA – Industri pengolahan kakao dinilai memiliki peranan penting dalam peningkatan perekonomian negara.
Hal itu dikemukakan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika membuka kegiatan Peringatan Hari Kakao Indonesia 2019 dengan tema Bangga Cokelat Indonesia, di Jakarta, Selasa (17/9/2019).
Menperin menjelaskan sektor pengolahan kakao termasuk sebagai salah satu industri prioritas yang harus dikembangkan. Konsep itu, jelasnya, termuat dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015 -2035.
Apalagi, sektor ini menjadi salah satu andalan untuk mendukung sektor makanan dan minuman yang menjadi salah satu sektor prioritas dalam program nasional Making Indonesia 4.0.
“Industri kakao penting, karena salah satu andalan,” ujarnya ketika membuka kegiatan tersebut.
Hilirisasi industri pengolahan kakao, kata Airlangga, diarahkan untuk menghasilkan bubuk cokelat/kakao, lemak cokelat/kakao, makanan dan minuman dari cokelat, suplemen dan pangan fungsional berbasis kakao, kosmetik dan farmasi.
Produk – produk tersebut pada 2018 diekspor dengan volume sebesar 328.329 ton atau sekitar 85% dari total produksi. Menperin mengatakan ekpor itu menyumbang devisa hingga US$1,13 miliar.
Selebihnya, yakni 58.341 ton atau sekitar 15% lainnya, produk kakao olahan dipasarkan di dalam negeri sebesar. “Indonesia menjadi negara ke-3 dengan volume produksi terbesar. Harus terus kita dorong,” ujarnya.
Direktur Jenderal Industri Agro, Kemenperin, Abdul Rochim mengatakan setiap tahun Hari Kakao ini diperingati pada 16 September. Peringatannya pun diselenggarakan oleh pemangku kepentingan terkait di berbagai daerah.
Pada 2019, kegiatan Hari Kakao ini dilaksanakan selama 17 – 20 September yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari hulu hingga hilir.
“Pameran diikuti 46 pelaku industri berbagai skala, universitas, dan sebagainya. Juga ada FGD tentang penguatan hilirisasi industri pengolahan kakao,” ujarnya.