Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha hasil olahan produk hutan mengakumasih kesulitan untuk mendapatkan pendanaan dari bank.
Pengurus Asosiasi Panel Kayu Indonesia (Apkindo) Bidang Pemasaran dan Hubungan Internasional Gunawan Salim mengatakan selama ini jasa keuangan seperti perbankan kurang memberi support terhadap pelaku usaha di bidang perhutanan.
Misalnya perbankan asing, tuturnya, kurang memberikan merespons karena takut citranya terganggu apabila memberi pendanaan terhadap pelaku usaha hasil kehutanan. Mereka tidak ingin dianggap mendukung pihak yang melakukan penebangan hutan.
Sementara perbankan nasional, lanjut Gunawan, lebih menilai pengusaha atau industri kayu dan kayu olahan kurang prospektif. "Seolah-olah semacam ada negativeness," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (12/9/2019).
Menurutnya, karena tidak adanya dukungan pendanaan itu, akhirnya banyak pelaku industri panel dan kayu olahan meminjam dari pihak tidak resmi. "Kalau ngomong industri kehutanan, seumpama bank menyetujui, kita kena rate bunganya tinggi," tambah Gunawan.
Untuk itu dia berharap pemerintah memberi jalan keluar dan memangkas persoalan yang menyulitkan pengusaha hasil perhutanan. Pasalnya, industri ini prospeknya cukup tinggi mengingat ketersediaan bahan baku lokal.
"Bagaimana supaya industri bangkit silakan pemerintah kalau perlu ajak kita yang kesulitan keuangan diajak duduk bersama, mungkin perlu restrukturisasi atau apa, nanti dibicarakan," tuturnya
Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang dibagikan Apkindo, realisasi produksi plywood pada kuartal III 2019 lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya pada 2018. Pada 2019, realisasi plywood sebesar 1,69 juta m3, sementara pada 2018 realisasinya mencapai 4,26 juta m3.