Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah pemerintah daerah destinasi pariwisata super prioritas mengeluhkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang hanya sekali datang ke wilayah mereka.
Untuk diketahui, pemerintah mencanangkan lima destinasi super prioritas untuk rampung pada 2020 yakni Danau Toba di Sumatera Utara, Candi Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Lombok NTB, Labuan Bajo NTT, dan KEK Likupang di Sulawesi Utara.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakan wisata Danau Toba sangat menarik minat wisman untuk berkunjung. Hingga Juli tahun ini, jumlah wisman yang berkunjung ke Danau Toba mencapai 137.155 kunjungan wisman. Sepanjang tahun lalu, jumlah kunjungan wisman ke Danau Toba mencapai 231.465 kunjungan atau turun dari 2017 sebanyak 270.792 kunjungan.
Dia mengungkapkan wisman yang datang ke Danau Toba setiap tahunnya merupakan wisman yang datang hanya sekali saja.
"Sayangnya, wisman yang datang ke Danau Toba ini bukan orang yang sama tiap tahun. Jadi mereka [wisman] yang datang tahun lalu, enggak datang lagi di tahun-tahun berikutnya," ujarnya dalam acara Rakornas Pariwisata hari kedua, Rabu (11/9/2019).
Menurutnya, tidak adanya keberlanjutan kedatangan wisman yang sama ke Danau Toba setiap tahunnya dikarenakan belum ada atraksi yang menarik yang mampu membuat wisman terus menerus datang ke Danau Toba.
Edy menuturkan strategi yang dilakukan untuk menarik minat wisman di tahun depan yakni dengan branding Sumut sebagai destinasi wisata. Lalu, event bertaraf internasional juga gencar diselenggarakan. Selain itu juga digitalisasi wisata melalui penyediaan aplikasi digital yang berisi informasi atraksi, aksesibilitas, amenitas dan interaksi pelaku wisata.
"Kami terus meningkatkan promosi ke Malaysia, Brunei Darussalam, China agar banyak wisman datang ke Danau Toba. Kami juga terus meningkatkan kebutuhan wisata para wisman agar mereka nyaman di Danau Toba seperti perbanyak restaurant, tempat ibadah, money changer, bank dan lain sebagainya," katanya.
Dia menambahkan pengembangan destinasi wisata Danau Toba juga dilakukan dengan membersihkan kawasan perairan Danau Toba dari keramba jaring apung dan menanam pohon di kawasan Danau Toba.
"Pembangunan jalan provinsi di Karo dan Tapanuli Utara terus kami lakukan agar mempermudah turis," ucap Edy.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Ni Wayan Darmawan juga mengeluhkan tak ada kontinuitas kedatangan wisman ke wilayah NTT terutama Labuan Bajo. Hal ini dikarenakan aksesibilitas yang sulit, kurangnya informasi kepada wisman, dan juga masih sedikitnya atraksi wisata yang membuat wisman betah di NTT.
"Salah satu upaya yang mampu menarik banyak wisman ke NTT dengan membuat Tourism Centre dan terus memperbanyak atraksi wisata di NTT," katanya.
HAJATAN INTERNASIONAL
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuturkan sejumlah atraksi dan pergelaran internasional diselenggarakan agar wisman terus menerus datang ke destinasi wisata Jawa Tengah. Adapun terdapat enam event international unggulan Jateng yakni Borobudur Marathon, Solo International Performing Arts, Dieng Culture Festival, Festival Payung, Solo Batik Carnival, dan Festival Cheng Ho.
"Untuk Borobudur Marathon saya sudah promosi di Tokyo dan Berlin. Pak Presiden Jokowi sudah setuju, jalan akan diperlebar dan saya targetnya The Best Marathon di Indonesia," ujarnya.
Selama ini wisman yang datang ke Jateng masih tertuju ke destinasi wisata Candi Borobudur. Oleh karena itu, Pemprov Jateng juga bekerja sama dengan pemerintah DIY untuk mendukung pariwisata Borobudur karena kedatangan wisman ke Borobudur melalui bandara Adi Sucipto dan bandara New Yogyakarta sehingga menjadi Joglosemar.
"Pengembangan pariwisata di Jateng juga harus ada share bersama dengan pemerintah DIY sehingga ada program pengembangan wisata Joglosemar - Jogjakarta, Solo dan Semarang dimana dilakukan pembangunan aksesibilitas tol," katanya.
Pemprov Jateng, lanjutnya, juga tengah mempersiapkan kawasan strategi pariwisata nasional (KSPN) Karimun Jawa, Sangiran, Dieng, dan Nusa Kambangan agar wisman tertarik terus menerus ke Jateng. Sejumlah KSPN itu tengah dilakukan penyelesaian penyusunan rencana induk dan detail KSPN.
"Di Sangiran, kami berencana buat festival seperti Jurasic Park untuk menarik minat wisman datang. Di Karimun Jawa kami tengah berusaha pembenahan bandara dan menambah flight dari Bali. Di Nusa Kambangan enggak hanya penjara saja tetapi banyak wisata pantai yang indah."
Selain itu, Ganjar menambahkan saat ini pihaknya juga tengah mempersiapkan pengembangan informasi digital yang memuat atraksi wisata, informasi event, aksesibilitas, dan akomodasi sehingga memudahkan wisman dalam memperoleh informasi.
Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey menuturkan kunjungan wisman ke Sulut setiap tahunnya mengalami peningkatkan kunjungan wisman. Pada 2018, kunjungan wisman ke Sulut meningkat 127.879 wisman, naik dari tahun 2017 yang mencapai 86.976 wisman.
"Kebanyakan wisman yang datang dari China karena ada direct flight dari sana," ujarnya.
Selama ini, Sulut hanya terkenal Manado dengan Bunakennya dan Tomohon. Oleh karena itu, dengan adanya KEK Likupang yang menjadi destinasi super prioritas ini akan mampu menarik banyak wisman.
"Kami berharap nantinya wisman yang datang ke Sulut enggak hanya sekali dua kali datang tetapi bisa terus menerus datang ke Sulut. Tentu dukungan kami untuk KEK dengan bangun jalan provinsi dari Bandara ke Likupang," tuturnya.
Adapun salah satu strategi yang dilakukan Pemprov Sulut yakni dengan menggencarkan promosi ke China, Korea dan Jepang. Pihakya mengundang agen-agen tour dari China, Korea, dan Jepang untuk datang ke Sulut.
“Banyak artis dari negara-negara itu datang ke Sulut. Sulut juga dijadikan tempat syuting film mereka, tentu kami permudah izinnya. Lalu kami juga mengirim SDM dari sini untuk ke sana, terutama ke China untuk belajar budaya dan bahasa," terang Olly.
Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azahari menuturkan selama ini ada kencenderungan wisman leisure datang ke Indonesia hanya satu hingga dua kali berkunjung.
"Bukan wisman yang setiap tahun datang ke Indonesia, mereka hanya 1—2 kali datang ke destinasi wisata di sini. Hal ini berbeda dengan wisman yang datang untuk bisnis ya," katanya.
Menurutnya, hal itu dikarenakan tak ada daya tarik yang membuat wisman terus menerus datang ke Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu memiliki strategi seperti membuat pariwisata berkelanjutan agar wisman yang datang ke destinasi wisata prioritas tak hanya sekali datang.
"Bisa dilihat setiap tahun target wisman tak tercapai terus, ya karena tidak ada sesuatu yang membuat mereka terus menerus datang ke Indonesia. Beda dengan Jepang, yang membuat banyak orang yang ingin datang ke sana setiap tahunnya," ucap Azril.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menuturkan salah satu upaya yang dilakukan Kemenpar dengan mengalokasikan anggaran senilai Rp56 miliar untuk branding, advertising, dan selling di lima wilayah destinasi super prioritas pada 2019
Anggaran itu terdiri dari bidang pengembangan pemasaran I senilai Rp31,9 miliar dan pengembangan pemasaran II senilai Rp24,36 miliar.
"Salah satu dilakukan untuk menarik kedatangan wisman ke lima destinasi prioritas ini dengan promosi di luar negeri, publikasi inflight, promosi dengan industri, dan kerja sama airlines," tuturnya.