Bisnis.com, JAKARTA – Efisiensi dinilai menjadi salah satu tantangan utama bagi industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional guna mengatasi kelesuan akibat tekanan produk impor.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan baik pasar domestik maupun global sangat besar dan terbuka bagi pelaku usaha nasional. Namun, jelasnya, pangsa pasar itu masih didominasi oleh produk luar negeri.
Hal itu, jelasnya, kemungkinan besar disebabkan oleh produk nasional yang kurang berdayasaing lantaran tidak efisien, baik dalam proses produksi maupun kebijakan regulator.
“Pasar domestik hampir US$15 miliar dengan ekspor US$13 miliar, tetapi dikuasai produk impor. Bisa jadi, produk kita tidak ada daya saing. Mereka bisa jual murah, karena efisien, bukan hanya di pabrik, tapi juga pemerintah. Sayangnya di Indonesia tidak [efisien],” ujar Ade di sela-sela diskusi bertajuk Textiles Media Gathering, Senin (9/9/2019).
Ade mengatakan Indonesia harus jauh lebih efisien lantran secara geografis lebih jauh dari sejumlah pasar potensial dibandingkan beberapa negara produsen lainnya. Bila tidak, jelasnya, maka tentu produk TPT Vietnam Bangladesh, dan Etiopia akan lebih dilirik.
Lead time atau waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi hingga akhir juga perlu dipacu. “Sektor garmen tidak well conected. Itu perlu dorongan dari sisi pemerintah.”