Bisnis.com, JAKARTA – Data pesanan pabrik Jerman melemah pada Juli, memperburuk pelemahan industri yang telah mendorong negara dengan ekonomi terbesar di Eropa ini ke jurang resesi.
Dilansir dari Bloomberg, permintaan industri turun 2,7 persen dibandingkan bulan Juni karena pesanan dari luar zona euro anjlok.
Kementerian ekonomi mengatakan mengingat konflik perdagangan internasional yang sedang berlangsung dan ekspektasi bisnis di bidang manufaktur yang lemah, tidak ada peningkatan mendasar dalam momentum yang terlihat dalam beberapa bulan mendatang.
Pada bulan yang sama, pesanan untuk barang-barang dasar, investasi dan barang-barang konsumsi menurun, sedangkan pesanan yang tidak termasuk barang-barang besar meningkat 0,5 persen.
Prospek ekonomi Jerman yang bergantung pada ekspor tetap tidak menentu di tengah meningkatnya risiko no-deal Brexit yang akan menjerumuskan Inggris ke dalam krisis, serta perang dagang yang semakin intensif.
Sementara itu, Indeks manajer pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) sektor manufaktur Jerman menunjukkan penurunan pada bulan Agustus, ditandai dengan semakin tertekannya sektor penyedia layanan.
Pelemahan ekonomi juga menyebar ke negara lain di zona euro. Sektor manufaktur di Spanyol dan Irlandia mengalami penurunan produksi selama tiga bulan terakhir, dan dengan Italia tenggelam dalam krisis politik, Bank Sentral Eropa memperkirakan laju pelemahan akan berlanjut untuk saat ini.
Ekonomi Jerman mengalami kontraksi pada kuartal kedua dan Bundesbank telah memperingatkan penurunan serupa akan terjadi di kuartal ketiga, yang menandakan adanya resesi teknis.
Pemerintah Jerman telah mengindikasikan kesediaannya untuk memberikan stimulus ekonomi jika kondisinya memburuk. Sementara itu, pejabat ECB sedang mempelajari opsi untuk melonggarkan kebijakan moneter.
ECB diperkirakan mengumumkan penurunan suku bunga deposito lebih lanjut di bawah nol pekan depan.