Bisnis.com, JAKARTA — Lifting gas bumi dari BP Berau Ltd. diperkirakan turun pada tahun ini seiring dengan adanya perawatan fasilitas produksi di Train 1 Kilang Tangguh.
Head of Country BP Indonesia Moektianto Soeryowibowo mengatakan lifting gas bumi pada tahun diperkirakan 118 kargo saja atau lebih rendah dibandingkan dengan realisasi tahun lalu yang mencapai 120 kargo.
Namun, setelah proses perawatan selesai, lifting dari Train 1 & 2 bisa kembali ke level 120 kargo pada tahun depan.
"Dengan adanya perbaikan kemarin, kami sudah memproduksi lebih bagus. Mungkin kita bisa di angka 120 kargo [2020]. Tahun ini 118 kargo, itu sudah menghitung perawatan," katanya di sela-sela The 43rd IPA Convex 2019, Rabu (4/9/2019).
Sementara itu, Train 2 akan memasuki masa perawatan pada 2020. Sayangnya, Moektianto belum dapat memastikan jadwal perawatan fasilitas produksi tersebut.
Selain itu, BP Berau tengah fokus menyelesaikan konstruksi onshore proyek Tangguh Train 3 menyusul selesainya pengerjaan konstruksi di offshore. Sejauh ini, kesiapan salah satu proyek strategis nasional ini mencapai 60 persen.
Proyek yang berada di Teluk Bintuni, Papua Barat, tersebut sudah memiliki dua train dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta ton per tahun (MTPA). Dengan beroperasinya Train 3, total kapasitas proyek pengolahan gas ini akan mencapai 11,4 juta MTPA.
Moektianto mengatakan lifting gas bumi sebanyak 75 persen dari Train 3 nantinya akan disalurkan ke PT PLN (Persero), sementara sisanya dijual ke pasar bebas.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas Dirjen Migas Djoko Siswanto mengatakan produksi LNG dari Train 3 Tangguh akan diekspor ke Singapura sebanyak 84 kargo.
Pemerintah telah menyetujui ekspor LNG dari Train 3 Tangguh yang dikelola oleh BP Berau mulai 2021. Produksi gas dari Train 3 langsung dialirkan ke Singapura setidaknya sebanyak empat kargo LNG pada tahun pertama.