Bisnis.com, JAKARTA — BP Berau Ltd. tengah fokus menyelesaikan konstruksi onshore proyek Tangguh Train 3 menyusul selesainya pengerjaan konstruksi di offshore. Sejauh ini, kesiapan salah satu proyek strategis nasional ini mencapai 60 persen.
Head of Country BP Indonesia Moektianto Soeryowibowo memastikan pengerjaan proyek Tangguh Train 3 dijadwalkan selesai pada kuartal III/2021.
"Sekarang tahap konstruksi. Persentase sudah lebih 60 persen. Yang offshore udah hampir 100 persen, tinggal onshore-nya saja," katanya di sela-sela The 43rd IPA Convex 2019, Rabu (4/9/2019).
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan pengoperasian kilang gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) Tangguh Train 3 akan mengalami kemunduran dari target semula pada 2020 karena terganjal berbagai kendala teknis.
Salah satunya adalah sedimentasi yang terjadi di perairan dekat proyek yang terletak di Teluk Bintuni Papua Barat tersebut. Kondisi ini membuat pengiriman material terhambat karena kapal pengangkut tidak bisa leluasa merapat ke proyek tersebut.
Selain itu, ada pula hambatan pasokan bebatuan yang dibutuhkan untuk konstruksi proyek kilang yang diakibatkan bencana alam skala besar pada tahun lalu seperti gempa di Palu dan erupsi anak gunung Krakatau, dan tsunami di Selat Sunda.
Sebagai bagian dari Proyek Tangguh, kawasan pengembangan migas ini memiliki enam lapangan gas di Blok Wiriagar Berau dan Muturi yang terletak di Teluk Bintuni, Papua Barat.
Proyek Tangguh sudah memiliki dua train dengan kapasitas masing-masing 3,8 juta ton per tahun (MTPA). Dengan beroperasinya Train 3, total kapasitas proyek pengolahan gas ini akan mencapai 11,4 juta MTPA.
Moektianto mengatakan lifting gas bumi sebanyak 75 persen dari Train 3 nantinya akan disalurkan ke PT PLN (Persero), sementara sisanya dijual ke pasar bebas.