Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perbankan Diminta Turunkan Bunga Kredit untuk Sektor Manufaktur Prioritas

Perbankan diminta menurunkan suku bunga kredit bagi pelaku industri prioritas yakni industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, dan otomotif.
ilustrasi./Foto SHP Toys
ilustrasi./Foto SHP Toys

Bisnis.com, JAKARTA — Perbankan diminta menurunkan suku bunga kredit bagi pelaku industri prioritas yakni industri tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, dan otomotif.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan Presiden telah menetapkan ketiga sektor  tersebut sebagai prioritas industri manufaktur.

Sektor prioritas yang dipilih menekankan pada penyerapan tenaga kerja. Menurutnya, walaupun nilai tambah yang terdapat pada industri TPT dan alas kaki tidak setinggi otomotif dan elektronika, tetapi volume yang dihasilkan cukup tinggi.

“Aspek penyerapan tenaga kerja kan penting,” ujarnya, Rabu (4/9/2019).

Status industri TPT sebagai net eksportir dinilai akan berubah pada akhir tahun ini menjadi net importir. Pasalnya, nilai impor benang dan kain terus meningkat tiap tahunnya.

Alhasil, Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia mencatat terjadi penurunan utilitas pada industri benang dan kain lokal.

Asosiasi menyatakan utilitas industri benang dan serat berada di posisi 60%, tenun dan rajut di level 40%, sedangkan industri garmen masih di level 75%.

Asosiasi Pertekstilan Indonesia menyatakan performa nilai ekspor industri TPT terus meningkat sejak 2016 sekitar 5%-6%. Akan tetapi, net ekspor industri TPT terus menipis sejak 2015. Adapun, nilai net ekspor industri TPT pada tahun lalu terkoreksi 14,22% menjadi US$3,2 miliar.

Sigit mengatakan Kemenperin akan membantu menyelesaikan permasalahan yang ada pada industri TPT. Pasalnya, industri TPT merupakan salah satu industri yang memiliki struktur terkuat di dalam negeri.

“Potensi kita di pasar dunia masih cukup pesat. Apalagi, trade war dengan Amerika Serikat ini [membuat potensi pasar global] sangat terbuka untuk Indonesia,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper