Bisnis.com, JAKARTA - Besarnya susut jaringan dalam penyaluran listrik PT PLN (Persero) membuat selisih antara produksi dan penjualan kian melebar.
Dengan susut (losses) jaringan di sistem kelistrikan Jawa-Bali yang sebesar 9,2 persen, produksi listrik PLN tidak akan terserap secara optimal.
Pada 2020, PLN berencana menjual listrik sebesar 265,21 terra watt hour (TWh), tetapi karena adanya susut 9,2 persen, PLN perlu meningkatkan rencana produksi menjadi 289,83 TWh. Untuk wilayah luar Jawa, susut jaringan dapat mencapai 10 persen-12 persen karena transmisi yang terlalu panjang.
Pelaksana Tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani mengatakan perseroan masih berupaya untuk menekan susut jaringan. Dia menilai susut jaringan transmisi Jawa-Bali cenderung mengalami penurunan.
"Di luar Jawa [losses] memang dua digit karena memang jarak transmisi jauh. Sementara di Jawa masih lebih baik, tetapi kami akan berupaya keras mengenai hal ini," katanya, baru-baru ini.
Adapun megaproyek 35.000 megawatt (MW) menjadi salah satu langkah PLN untuk menekan susut jaringan tersebut, khususnya di Jawa. Sejumlah pembangkit besar ditargetkan beroperasi di Jawa bagian barat sehingga pengiriman listrik dari Jawa bagian timur dapat dikurangi.
Selama ini, sistem kelistrikan di Jawa bagian barat seperti Jakarta Raya maupun Banten didukung dengan transfer listrik dari Jawa bagian timur sebesar 2.500 MW. Dengan beroperasinya pembangkit listrik berkapasitas besar di Jawa bagian barat, transfer listrik akan berkurang sehingga bisa mengurangi susut jaringan.
"Ini memang salah satu fokus kami untuk menurunkan susut transmisi," katanya.