Bisnis.com, JAKARTA Pertamina Hulu Energi Offshore Northwest Java (PHE ONWJ) melaporkan tumpahan minyak lepas pantai yang berhasil ditangkap di lepas pantai utara Karawang, sejak 12 Juli 2019 hingga 25 Agustus 2019, sebanyak 13.427 barel.
Saat ini, rerata tumpahan minyak yang dapat ditangkap tiap harinya sebanyak 400 - 600 barel.
Kepala Incident Management Team Pertamina Taufik Adityawarman mengatakan tangkapan tumpahan minyak terbesar terjadi pada 24 Agustus 2019 dengan jumlah mencapai 1.000 barel. Sementara jumlah tangkapan paling sedikit adalah sebanyak 200 barel yang didapat pada 5 Agustus 2019.
Menurutnya, kondisi produksi minyak yang fluktuatif menyebabkan tangkapan tumpahan minyak di lepas pantai tidak selalu sama. PHE ONWJ saat ini berupaya memastikan tumpahan minyak yang keluar dari sumur YYA-1 berhasil ditangkap dan dampak ke pantai (onshore) bisa diminimalisasi.
"Yang saya pahami bahwa setiap hari produksi tidak pasti dan stabil karena karakter reservoir itu dinamis. Poinnya adalah bagaimana semaksimal mungkin yang keluar dari sumur kita recover dari offshore," katanya, Senin (26/8/2019).
Saat ini telah dipasang 5.900 meter static oil boom untuk menghadang tumpahan minyak dari sumber utama. PHE ONWJ juga menggunakan tujuh oil skimmer untuk mengangkat dan menyedot tumpahan minyak.
Baca Juga
Selain itu, sebanyak 47 kapal juga dikerahkan untuk menangkap tumpahan minyak dan juga sebagai penampungan sementara, patroli, dan standby firefighting.
Walaupun demikian, dia mengakui masih ada sedikit kebocoran tumpahan minyak ke wilayah onshore.