Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penerimaan Pajak Turun, Ini Penjelasan Kemenkeu

Realisasi penerimaan pajak yang belum sesuai dengan ekspektasi berpotensi membebani kinerja anggaran tahun 2019.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara memaparkan materi saat acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2019 di Jakarta, Senin (26/11/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara memaparkan materi saat acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2019 di Jakarta, Senin (26/11/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi penerimaan pajak yang belum sesuai dengan ekspektasi berpotensi membebani kinerja anggaran tahun 2019.

Sejumlah strategi pun tengah dirancang oleh pemerintah untuk memastikan anggaran tetap seimbang.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa pemerintah akan melihat proses pengelolaan anggaran secara keseluruhan supaya anggaran tetap berjalan optimal.

"Misalnya, dari sisi belanja, tampaknya pengelolaannya akan ada yang enggak 100%. Di laporan semester I/2019 kemarin sudah ada," ungkap Suahasil di Jakarta, Senin (26/8/2019).

Pajak, lanjut Suahasil, merupakan cerminan dari situasi ekonomi. Tahun ini tantangan baik dari sisi global memang cukup berat. Hal ini berimbas pada pajak-pajak yang terkait dengan komoditas dan perdagangan mengalami tekanan.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, realisasi penerimaan pajak nonmigas sampai Juli 2019 sebesar Rp670,1 triliun atau hanya tumbuh 2,9%.

Pelambatan penerimaan pajak ini disebabkan oleh penerimaan di beberapa jenis pajak yang juga mengalami pelambatan. PPh badan misalnya, pertumbuhannya hanya 0,9%. Padahal Juli tahun lalu mampu tumbuh 23,3%.

PPN dalam negeri yang tahun sebelumnya tumbuh 8,1% tercatat terkontraksi hingga -4,7%. Hal serupa juga terjadi pada PPN Impor yang pada Juli 2018 mampu tumbuh 27,5%, Juli 2019 anjlok -4,5%.

"Karena itu,karena global turun. Kami mencoba mengoptimalkan pertumbuhan dalam negeri," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper