Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi pembiayaan utang per Juli 2019 mencapai Rp234,1 triliun atau 65,2% dari target pembiayaan utang sebesar Rp359,3 triliun.
Realisasi pembiayaan utang tumbuh 10,5% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang realisasinya mencapai Rp211,9 triliun.
Secara lebih teperinci, penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto per Juli 2019 terealisasi sebesar Rp241,2 triliun (neto) atau 62% dari target dalam APBN 2019 yang mencapai Rp389 triliun.
Realisasi pembiayaan utang melalui SBN tersebut meningkat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dimana realisasi SBN adalah sebesar Rpp221,9 triliun atau 53,5% dari target yang sebesar Rp414,5 triliun.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Dirjen PPR) Luky Alfirman menuturkan bahwa kenaikan realisasi SBN neto timbul akibat strategi front loading yang dijalankan oleh pemerintah.
Melalui strategi front loading, pemerintah menerbitkan SBN lebih banyak pada semester I/2019 dalam rangka mengantisipasi volatilitas global.
"Secara overall pembiayaan utang kita masih on the track," ujar Luky, Senin (26/8/2019).
Dengan defisit anggaran yang mencapai Rp183,71 triliun dan pembiayaan anggaran yang secara total mencapai Rp229,73 triliun per Juli 2019, maka sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) mencapai Rp46,02 triliun.
Defisit anggaran per Juli 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp151,3 triliun, sedangkan SiLPA juga lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya yang mencapai Rp61,3 triliun.
Adapun posisi utang pemerintah per Juli 2019 mencapai Rp4.603,62 triliun dengan utang dari SBN sebesar Rp3.820,9 triliun dan dari pinjaman sebesar Rp782,72 triliun.
Dengan ini, utang pemerintah per Juli 2019 masih sebesar 29,51% dari PDB sebesar Rp15.599,01 triliun.