Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pemerintah untuk menggabungkan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) jasa survei pada akhir 2019 mendapat dukungan dari tiga perusahaan terkait.
PT Sucofindo (Persero), PT Surveyor Indonesia (Persero), dan PT Biro Klasifikasi Indonesia menyatakan kesiapannya dalam mendukung program pemerintah yang diproyeksi selesai pada Desember 2019 tersebut.
Direktur Komersial 2 Sucofindo M. Haris Wicaksono mengemukakan, laboratorium Sucofindo yang berada di pusat maupun daerah dapat digunakan untuk mendukung proses pengujian dari SI dan BKI.
Sebagai anggota holding, Sucofindo telah menyiapkan infrastruktur yang inline dengan kebijakan holding tiga perusahaan, contohnya laboratorium.
Laboratorium terbesar yang dimiliki Sucofindo akan memberikan layanan terintegrasi kepada anggota holding yang lain.
"Dalam konsep holding nantinya, laboratorium Sucofindo ini sebagai self services akan digunakan juga oleh BKI, SI sebagai penunjang bisnisnya ke depan. Laboratorium adalah bagian dari backbone bisnis BUMN TIC [Testing, Inspection & Certification], dan kita berharap sinergi ini akan terbangun ketika BUMN survei tergabung di dalam holding," katanya di sela-sela Gathering BUMN Jasa Survei di Laboratorium Sucofindo Cibitung, Jumat (23/08/19).
Baca Juga
Kepala Bidang Pengembangan Bisnis BUMN Sitta Izza Rosdaniah menjelaskan, penggabungan tiga jasa survei ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing, memperluas pangsa pasar BUMN Testing, Inspection & Certification (TIC) di kancah global dan nasional, dan memperkuat bisnis klasifikasi serta statutoria.
"Kita sudah tahu bersama, Bapak Presiden RI menyampaikan berulang harapan beliau terhadap BUMN ini. BUMN harus memiliki level untuk masuk pasar global. Bisnis TIC ini adalah salah satu tools negara untuk menguatkan industri-industrinya. Kita berharap, tidak berapa lama lagi kita mempunyai usaha yang sangat besar di bidang TIC," ujarnya.
Direktur Utama BKI Rudiyanto menyatakan telah mendapatkan persetujuan prinsip holding tersebut dari Presiden RI. Selanjtnya, ketiga jasa survei ini akan melakukan Pertemuan Antar Kementerian (PAK) dan proses harmonisasi aturan, dan penetapan BUMN holding.
Saat ini, lanjutnya, secara agregat ketiga BUMN tersebut menguasai 36 persen pangsa pasar jasa survei homogen di Indonesia. Dengan terbentuknya holding ini, dia menargetkan dapat menguasai lebih dari 50 persen pangsa pasar selama lima tahun ke depan.
"Setelah holding, kami akan mencoba me-leverage tidak hanya market dalam negeri, tapi juga market luar negeri. Ada target yang namanya holding terkait dengan operational holding, fungsional holding, dan sebagainya kita lakukan sampai lima tahun ke depan," katanya.
Dengan dibentuknya holding ini, diharapkan terjadi sinergi penggabungan kompetensi dari setiap BUMN jasa survei, baik dari sisi operasional maupun membentuk kerja sama strategis untuk memajukan bisnis BUMN.