Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menyuarakan penolakan mereka terhadap anggapan bahwa ekonomi AS membutuhkan suku bunga yang lebih rendah.
Investor telah sepenuhnya memperhitungkan penurunan suku bunga lebih lanjut sebesar 25 basis poin dalam pertemuan kebijakan The Fed pada 17-18 September mendatang.
Namun, keinginan berbeda dari beberapa pembuat kebijakan mungkin akan membatasi prospek untuk langkah lebih besar yang telah diadvokasi oleh sejumlah pihak, termasuk Presiden Donald Trump.
“Melihat ekonomi saat ini, [menurut saya] belum waktunya, saya belum siap, untuk memberi lebih banyak akomodasi kepada perekonomian tanpa melihat prospek yang menunjukkan ekonomi semakin melemah,” ungkap Presiden Fed Kansas City Esther George kepada Bloomberg Television.
Komentarnya diikuti oleh Kepala Fed Philadelphia Patrick Harker yang mengutarakan keinginannya untuk mempertahankan suku bunga selama beberapa waktu.
“Kita kira-kira berada di posisi netral saat ini dan saya pikir kita harus bertahan sebentar dan melihat bagaimana keadaan berlanjut,” tutur Harker dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada Kamis (22/8/2019).
Pada hari yang sama, Presiden Fed Dallas Robert Kaplan juga terdengar ragu-ragu soal langkah pemangkasan suku bunga dalam pertemuan The Fed berikutnya pada 17-18 September.
"Saya ingin menghindari mengambil langkah [penurunan] lebih lanjut, tetapi saya pikir saya akan berpikiran terbuka tentang mengambil tindakan setidaknya dalam beberapa bulan ke depan jika diperlukan,” katanya dalam sebuah wawancara dengan CNBC.
Sebelumnya, pejabat Fed dari Boston Eric Rosengren telah menyuarakan pertentangan terhadap pemangkasan lebih lanjut dalam wawancara tertanggal 19 Agustus di Bloomberg TV.
Untuk pertama kalinya sejak 2008, The Fed memutuskan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan 30-31 Juli. Oleh Gubernur Jerome Powell, langkah ini disebut sebagai strategi yang dirancang untuk mengantisipasi risiko penurunan.
Baik George maupun Rosengren tidak sependapat dengan keputusan pemangkasan itu. Risalah pertemuan kebijakan Juli, yang diterbitkan Rabu (21/8/2019), memang mengungkapkan perbedaan pendapat para pejabat Fed atas kebutuhan untuk menurunkan suku bunga.
Diskusi tersebut mempertemukan pembuat kebijakan yang khawatir tentang dampak konflik perdagangan dan inflasi yang terlalu rendah dengan mereka yang melihat kuatnya data ekonomi AS merupakan indikasi dorongan dari bisnis dan konsumen untuk melalui ketidakpastian.
“Pelonggaran kebijakan bukanlah pilihan bebas. Itu dapat membuat leverage lebih menarik. Dan saya pikir, itu dapat menciptakan lebih banyak risiko,” terang George.
Seperti halnya Rosengren dan Harker, George mengakui ekonomi AS melambat tetapi masih tampak dalam kondisi yang baik.
"Ketika saya melihat titik kondisi pengangguran dan inflasi saat ini, saya pikir kita berada di tempat yang baik selama konsumen dapat terus mendorong ekonomi ke depannya,” lanjut George.
"Jelas, kita memiliki beberapa segmen yang lebih lemah dalam perekonomian, tetapi sejauh perkiraan kita untuk tumbuh sekitar 2 persen bertahan, saya pikir kita baik-baik saja.”
Pasar keuangan telah bergejolak dalam beberapa pekan terakhir di tengah pemberitaan yang tidak menguntungkan soal pelemahan ekonomi di luar negeri dan ketegangan perdagangan baru antara pemerintah AS dan China.
Data terbaru yang dirilis Kamis (22/8) menunjukkan aktivitas manufaktur AS pada Agustus berkontraksi untuk pertama kalinya sejak September 2009.
Menurut George, pasar melihat bagaimana belahan dunia lainnya melambat sehingga memunculkan kekhawatiran dan ketidakpastian saat ini.
“Namun, itu bukan ukuran yang menurut saya harus kita fokuskan. Kita memiliki mandat yang jelas dan, saya pikir, pandangan jangka panjang bahwa kita harus tetap fokus,” pungkasnya.
Fokus pasar kini tertuju pada pidato Gubernur Fed Jerome Powell dalam simposium tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming, pada Jumat (23/8/2019) waktu setempat yang diharapkan akan memberi petunjuk lebih lanjut tentang prospek penurunan suku bunga AS.