Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengembang Masih Fokus Menjual Apartemen daripada Menyewakan

Pemerintah diharapkan agar menambah kelonggaran aturan terkait dengan pembelian oleh asing supaya bisa mendorong pasar properti di Indonesia.
apartemen meistersatads batam/istimewa
apartemen meistersatads batam/istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Meski tren permintaan apartemen sewa mengalami kenaikan, pengembang masih memilih untuk menjual apartemennya dibandingkan untuk menjadikan properti sewa.

Berdasarkan data Colliers dan Bank Indonesia, apartemen sewa mulai banyak diminati, dengan di Bali minatnya bertumbuh 3,44 prsen pada kuartal II/2019 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Sementara itu, di Surabaya pasokan apartemen sewa naik 77,30 persen atau sebanyak 805 unit dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengatakan bahwa permintaan apartemen sewa terus bertambah terutama setelah makin banyak ekspatriat yang masuk dan memerlukan tempat tinggal tidak untuk selamanya dan hanya untuk beberapa bulan.

Kendati permintaan dan pasok apartemen sewa makin naik makin meningkat, sejumlah pengembang tetap menjadikan proyek yang dibangunnya sebagai apartemen jual putus (strate title).

Direktur Pengembangan Bisnis PT Intiland Development Tbk. Permadi Indra Yoga mengatakan bahwa saat ini mayoritas apartemen yang ditawarkan perseroan sifatnya strata title dan dijual, tidak disewakan.

"Bisa saja disewakan, tapi itu tergantung pada pembelinya nanti. Target pasar kami kan juga end user, yang beli untuk ditinggali, tapi ada juga investor, yang mungkin bisa menggunakan untuk sewa," katanya kepada Bisnis, Kamis (22/8/2019).

Namun, katanya, tidak menutup kemungkinan beberapa apartemen Intiland juga disewakan karena penyerapnya adalah ekspatriat dari Jepang seperti yang di Surabaya.

Sementara itu, Sales and Marketing Director PT Pollux Properti Indonesia Maikel Tanuwidjaja menuturkan bahwa saat ini pihaknya fokus untuk menjual apartemen, bukan untuk apartemen sewa terhadap proyek Meisterstadt Batam.

"Bisa saja sih [disewakan] karena di Batam itu banyak yang beli padahal sudah punya rumah di sana. Mereka bisa saja menyewakan. Apalagi di sana banyak juga orang dari Singapura, China, Malaysia, potensial juga untuk mereka yang mungkin tinggalnya enggak lama di sana," katanya.

Menurutnya, menjual apartemen di Batam masih lebih menguntungkan, terlebih karena aturan pembelian oleh asing minimal seharga Rp750 juta sehingga masih bisa diserap pembeli asing.

"Harga [unit properti] kami di Batam mulai dari Rp800 juta. Di Indonesia juga, propertinya harganya menurut mereka murah sekali, dibandingkan dengan Singapura atau Thailand, bahkan. Jadi, pasti terserap oleh mereka [warga negara asing]," katanya.

Maikel berharap agar ke depan pemerintah bisa menambah kelonggaran aturan terkait dengan pembelian oleh asing supaya bisa mendorong pasar properti di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper