Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Global Naik, INKA Pacu Produksi Kereta

PT Industri Kereta Api (Persero) (INKA) akan membangun pabrik baru untuk memenuhi permintaan pasar global.
Pekerja menyelesaikan pembuatan kereta Light Rail Transit (LRT) di PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun, Jawa Timur, Rabu (10/4/2019)./ANTARA-Siswowidodo
Pekerja menyelesaikan pembuatan kereta Light Rail Transit (LRT) di PT Industri Kereta Api (Inka) Madiun, Jawa Timur, Rabu (10/4/2019)./ANTARA-Siswowidodo

Bisnis.com, JAKARTA — PT Industri Kereta Api (Persero) (INKA) akan membangun pabrik baru untuk memenuhi permintaan pasar global. Adapun, pembangunan pabrik tersebut ditargetkan rampung pada 2020 dengan kapasitas produksi hingga dua kali lipat dari kapasitas pabrik yang kini beroperasi.

Direktur Utama INKA Budi Noviantoro mengatakan pabrik baru tersebut akan dibangun di Banyuwangi lantaran dekat dengan pelabuhan. Budi berharap pembangunan pabrik orientasi ekspor tersebut dapat meringankan defisit neraca pembayaran berjalan dengan tingginya konten lokal yang diproduksi perseroan.

“Regulasi TKDN [tingkat komponen dalam negeri] tidak menyusahkan, justru kami senang. Kalau desain juga dimasukkan, TKDN sudah hampir 90%,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (19/8/2019.

Budi mengatakan pabrik baru tersebut akan memiliki kapasitas produksi 2—3 kereta/hari. Namun, utilisasi pabrik akan dipacu hingga 3—4 kereta/hari untuk memenuhi maraknya permintaan di pasar global. Adapun, pembangunan pabrik seluas 83 ha tersebut akan rampung pada tahun depan.

Budi menyampaikan 70% dari bahan baku proses produksi telah berasal dari pasar domestik, adapun selebihnya masih bergantung kepada impor lantaran kuota yang disediakan tidak mencukupi kebutuhan produksi.

Pihaknya telah meminta produsen baja anti karat (stainless steel) di Kawasan Industri Morowali untuk menambah kapasitas agar dapat memenuhi kebutuhan produksi perseroan.

Di samping itu, perseroan berharap peningkatan kapasitas produksi ingot aluminium PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dapat segera rampung. Pasalnya, tren produksi kereta akan beralih menjadi menggunakan aluminium lantaran energi yang digunakan dapat lebih efisien.

Budi mengatakan penyediaan bahan baku tersebut akan mengurangi kandungan impor secara signifikan yakni sekitar 25%. Pasalnya, bahan baku tersebut akan digunakan untuk membuat badan kereta yang selama ini masih bergantung kepada impor. Adapun, salah satu komponen yang telah dipasok olah industri lokal adalah mesin kereta hasil produksi PT Pindad (Persero).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper