Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembiayaan RAPBN 2020, Strategi Front Loading Belum Tentu Diterapkan

Strategi front loading dalam penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) masih belum tentu digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan tahun depan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani  menjadi keynote speaker dalam The 14th  Gaikindo International Automotive Conference di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (24/7). /BISNIS.COM-Felix Jody Kinarwan
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi keynote speaker dalam The 14th Gaikindo International Automotive Conference di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu (24/7). /BISNIS.COM-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA–Strategi front loading dalam penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) masih belum tentu digunakan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan tahun depan.

Dalam pembacaan Nota Keuangan RAPBN 2020 di Kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pekan lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati enggan mengungkapkan apakah strategi front loading akan kembali dipakai tahun depan.

Hari ini, Senin (19/8/2019), Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (Dirjen PPR) Luky Alfirman juga menyatakan bahwa pihaknya masih belum dapat memastikan karena pemerintah masih belum mengetahui kondisi untuk tahun depan.

"2020 proyeksinya masih akan sangat volatil sehingga akan kita lihat situasinya seperti apa," ujarnya.

Berdasarkan Nota Keuangan RAPBN 2020, pemerintah berencana menarik utang melalui SBN sebesar Rp389,32 triliun (neto), naik 2% dibandingkan dengan outlook 2019 yang sebesar Rp381,83 triliun.

Adapun strategi pemerintah pada 2020 antara lain melakukan pengembangan pasar perdana SBN melalui optimalisasi penerbitan di pasar domestik, melakukan pengembangan pasar sekunder SBN, melakukan pengembangan dan perluasan basis investor melalui diversifikasi instrumen SBN, mengembangkan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN), dan memprioritaskan penerbitan SBN valas dalam hard currency secara terukur dan sebagai pelengkap untuk menghindari crowding out di pasar domestik.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, pemerintah pada 2018 sudah memastikan sejak Agustus bahwa untuk 2019 strategi front loading bakal diterapkan.

Waktu itu, Luky mengungkapkan bahwa melalui front loading pemerintah dapat mengantisipasi ketidakpastian pada akhir tahun akan imbal hasil yang tinggi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Achmad Aris

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper