Bisnis.com, JAKARTA–Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan Indonesa masih perlu menurunkan incremental capital-output ratio (ICOR) melalui konfigurasi investasi.
ICOR yang tinggi menandakan investasi yang masuk secara makro masih kurang efisien. Oleh karena itu, investasi perlu diarahkan kepada sektor-sektor yang berorientasi ekspor.
Apabila dibandingkan dengan negara-negara Asean, ICOR Indonesia per 2018 lebih tinggi dibandingkan Vietnam yang ICOR-nya hanya mencapai 4,31.
Adapun ICOR Indonesia sendiri mencapai angka 6,3 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,17%.
Investasi yang masuk perlu mendukung hilirisasi produk. "Kita nampaknya sekarang sudah nggak gegap gempita mendorong hilirisasi pertambangan, kehutanan, dan kelautan," ujar Darmin dalam seminar yang bertajuk 'Transformasi Ekonomi untuk Indonesia Maju' yang bertepatan dengan ulang tahun ke-53 dari Kementerian Koordinator Perekonomian, Jumat (9/8/2019).
Di lain pihak, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyebab dari inefisiensi dan rendahnya ICOR adalah tingginya belanja pendukung apabila dibandingkan dengan belanja substantif.
Baca Juga
Oleh karena itu, Sri mengatakan pihaknya terus mendorong reformasi birokrasi agar biaya yang perlu dikeluarkan semakin efisien.
"Berbagai usaha kita lakukan seperti OSS agar investasi tidak perlu proses panjang. Di Kemenkeu kita sudah sebut bayar pajak semudah beli pulsa, bisa bayar lewat fintech," ujar Sri.