Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Pabrik Kabel MVUG Mulai Produksi Tahun Depan

Pada tahun ini ketersediaan kabel MUVG dipasok oleh 11 pabrikan yang dapat memproduksi 113.580 km kabel.
Ilustrasi instalasi kabel listrik./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Ilustrasi instalasi kabel listrik./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pabrik Kabel Indonesia (Apkabel) menyatakan bakal ada empat pabrik kabel medium voltage under ground (MVUG) baru yang akan mulai berproduksi pada tahun depan.

Ketua Umum Apkabel Noval Jamalullail mengatakan pabrik baru tersebut dapat membantu memenuhi permintaan wilayah perkotaan yang ingin mengganti kabel yang menjuntai dari tiang menjadi kabel di bawah tanah.

Adapun, pada tahun ini ketersediaan kabel MUVG dipasok oleh 11 pabrikan yang dapat memproduksi 113.580 km kabel MUVG yang terbagi dalam lima jenis ukuran. Noval mengatakan pendirian empat pabrik tersebut menyerap investasi sekitar Rp320 miliar.

Selain pabrikan MUVG, Noval mengatakan akan ada investor yang mendirikan dua pabrik high voltage cable dan tiga low voltage cable. Adapun, PLN masih akan mendominasi serapan kabel listrik yakni sekitar 70% dari total produksi pabrik lokal.

Noval memproyeksikan utilisasi industri kabel domestik pada tahun ini akan turun ke level 70% dari posisi akhir tahun lalu di level 90%. Hal tersebut disebabkan oleh lambatnya pengeluaran kontrak harga satuan (KSH) yang molor melewati semester I/2019.

Lambatnya penerbitan KSH tersebut membuat proses produksi kabel listrik terhenti pada akhir kuartal I/2019 dan menurunkan utilisasi pabrik di semester I/2019 ke level 70%-75%. Namun demikian, secara rata-rata utilitas industri kabel listrik pada semester II.2019 akan naik 20%.

Noval menyampaikan PLN mendominasi serapan industri kabel listrik sekitar 70%-80% yang digunakan untuk transmisi dan distribusi energi dari pembangkit listrik. Adapun, 20%-30% produksi industri dialokasikan untuk diserap sektor swasta.

Apkabel memproyeksikan kebutuhan kabel untuk distribusi listrik ke masyarakat meningkat sekitar 20% secara tahunan. Hal tersebut berdasarkan penghitungan pertambahan volume kabel dan penurunan KHS oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) pada tahun ini.

Asosiasi mencatat nilai serapan kabel listrik pada tahun lalu senilai Rp4,5 triliun. Adapun, nilai kabel listrik pada tahun ini naik 28,88% secara tahunan menjadi Rp5,8 triliun. Adapun, KHS ikut turun sesuai dengan penurunan harga bahan baku aluminium di London Metal Exchange pada tahun ini. Serapan volume kabel listrik pada tahun ini pun diproyeksi akan berakselerasi.

Noval menyampaikan tingginya serapan kabel listrik di dalam negeri disebabkan oleh rendahnya rasio elektrifikasi nasional. Rasio elektrifikasi Tanah Air bar di sekitar level 0,78 pada 2016, sedangkan rasio elektrifikasi pada tahun ini ditargetkan berada di kisaran 0,9.

“Kalau rasio elektrifikasinya 0,98 maka linier dengan kenaikan penduduk. Kan sekarang mengejar utnuk 100% saja belum,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (5/8/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper