Bisnis.com, JAKARTA Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi memastikan cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Perum Bulog (Persero) cukup untuk menjaga keseimbangan stok dan pangan nasional di tengah potensi kemarau yang lebih kering dibanding tahun lalu.
"Stok sangat cukup karena ada panen sampai dengan akhir tahun, stok beras hari ini ada 2,4 juta ton," kata Agung kepada Bisnis, baru-baru ini.
Agung juga menambahkan produksi sampai awal Agustus ini masih mencukupi kebutuhan masyarakat. Pelepasan beras pemerintah dalam skala besar ia sebut belum perlu untuk menjaga keseimbangan pasar.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan setidaknya telah ada 20.269 hektare (ha) lahan pertanian puso. Sampai dengan 22 Juli 2019, terdapat 55 kepala daerah di tujuh provinsi yang telah menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan.
Ketujuh provinsi tersebut adalah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Senada dengan Agung, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog Awaluddin Iqbal optimistis pemerintah tidak perlu melakukan impor beras tahun ini lantaran persediaan yang ia sebut aman. Ia mengemukakan produksi beras lokal masih cukup besar dan sekalipun dilakukan operasi pasar dan penugasan penyaluran beras, ia memproyeksikan target stok sampai akhir tahun di kisaran 1 sampai 1,5 juta ton bisa tercapai.
Baca Juga
"Tidak ada impor. Komitmen kami mengoptimalkan serapan dalam negeri. Proyeksi kami di akhir tahun masih di kisaran 1 sampai 1,5 juta ton, masih dalam rentang yang diamanatkan pemerintah. Serapan gabah maupun beras sampai sekarang juga masih berlangsung, stok di pasar juga ada," ujar Awaluddin.
Mengutip laporan Bulog di situs resminya, realisasi operasi pasar (OP) per 2 Agustus 2019 tercatat mencapai 249.433 ton atau 46,28% dari total realisasi OP sepanjang 2018 sebesar 538.883 ton. Selain itu, realisasi pengadaan CBP sampai saat ini tercatat berada di angka 881.544 ton.