Bisnis.com, JAKARTA — Astra Infra, lini bisnis PT Astra International Tbk. di sektor infrastruktur, mengestimasi portofolio pada pengusahaan jalan tol bisa memberian keuntungan mulai tahun depan. Astra Infra juga masih mengincar akuisisi ruas baru untuk menggenapkan target portofolio jalan tol sepanjang 500 kilometer.
CEO Tollroad Business Group Astra Infra Krist Ade Sudiyono mengatakan saat ini portofolio jalan tol telah mencapai 350 kilometer, terbagi di lima ruas operasi dan satu ruas konstruksi.
Dia menambahkan, hingga 2020, pihaknya tetap mengincar tambahan ruas-ruas baru lewat akuisisi.
Krist tidak mengungkapkan ruas mana yang tengah diincar. Namun, dia menyebut, peluang akuisisi akan tetap terbuka selama ada pihak yang siap melego kepemilikan sahamnya di perusahaan tol.
"Kami juga fokus pada portofolio manajemen untuk memperbaiki [kinerja] aset existing. Beberapa ruas kami [kinerjanya] sudah bagus dan tidak menggerus equity. Kami harap tahun depan secara konsolidasi bisa positif," jelas Krist kepada Bisnis, pekan lalu.
Astra Infra saat ini memegang saham mayoritas di PT Marga Mandalasakti (MMS), operator jalan tol Tangerang—Merak (72,50 kilometer) dan PT Marga Haryjaya Infrastruktur (MHI), operator jalan tol Jombang—Mojokerto (40,50 kilometer).
Baca Juga
Astra Infra juga menggenggam saham signifikan di PT Lintas Marga Sedaya (45%), PT Trans Marga Jateng (45%), PT Marga Trans Nusantara (40%), dan PT Jasamarga Surabaya Mojokerto (44,50%).
Dari enam portofolio, hanya Marga Trans Nusantara, operator jalan tol Serpong—Kunciran yang belum beroperasi.
Krist menjabarkan, saat ini baru MMS yang sudah memberi kontribusi positif bagi Astra Infra secara konsolidasi. Tahun lalu, kontribusi dividen dari perusahaan jalan tol itu mencapai Rp500 miliar, sedangkan empat entitas lainnya belum mencetak profit.
Menurut Krist, MHI ditargetkan bisa mendulang keuntungan mulai tahun ini. Adapun, Lintas Marga Sedaya diproyeksi bisa mencetak laba pada tahun depan.