Bisnis.com, JAKARTA — Impor kedelai Indonesia pada tahun ini diperkirakan kembali tumbuh setelah sempat mengalami penurunan tipis pada 2018 dari tahun sebelumnya.
Ketua Umum Soy Food and Beverage Network (SoyBean) Indonesia Ahmad Sulaeman mengatakan, permintaan kedelai impor pada tahun ini akan meningkat dibandingkan dengan tahun lalu.
Dia memperkirakan, impor kedelai berpeluang mencapai 2,7 juta ton pada tahun ini, atau naik dari realisasi 2018 sebesar 2,5 juta ton.
“Sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia dan pesatnya pertumbuhan industri pengolahan kedelai selain tahu dan tempe impor komoditas tersebut akan mengalami kenaikan,” ujarnya kepada Bisnis.com, Minggu (4/8/2019).
Dia mengatakan, sejauh ini porsi permintaan kedelai oleh industri dalam negeri masih didominasi oleh pabrik tahu dan tempe.
Namun, dia melihat permintaan oleh industri minuman berbahan kedelai seperti susu dan pakan ternak turut mengalami peningkatan yang signifikan yakni 3% secara tahunan.
Hal itu tampak dari kenaikan impor kedelai pada semester I/2019 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Momentum Ramadan dan Lebaran, lanjutnya, membuat permintaan terhadap minuman berbahan baku kedelai meningkat.
Adapun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang Januari—Juni 2019 volume impor kedelai mencapai 1,3 juta ton, sedangkan nilainya mencapai US$522,89 juta.
Capaian tersebut naik dari semester I/2018 yang volumenya impornya 1,1 juta ton dan nilainya sebesar US$507, 66 juta.