Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja investasi asing belum bergerak ke arah positif. Pasalnya, sampai dengan kuartal II/2019, secara nominal (dalam kurs dolar) realisasi investasi asing masih menunjukkan tekanan.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, realisasi penanaman modal asing (PMA) sampai kuartal II/2019 sebesar US$6,9miliar, angka ini menurun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang menembus angka US$7,14 miliar.
Kendati demikian, jika dihitung dengan kurs rupiah, dengan realisasi selama kuarta II/2019 sebesar Rp104,9 triliun, investasi asing tercatat tumbuh sebesar 9,6%. Naiknya pertumbuhan investasi asing tersebut, merupakan imbas dari perbedaan asumsi kurs yang digunakan sebagai acuan untuk menghitung kinerja investasi tersebut.
Salah satu contohnya, jika selama kuartal II/2018 menggunakan asumsi kurs pada angka Rp13.400 per dolar Amerika Serikat. Pada periode yang sama tahun ini, acuannya menggunakan angka Rp15.000 per dolar Amerika Serikat, sehingga realisasi investasi asingnya terlihat lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu.
Plt Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan BKPM Farah Ratnadewi Indriani mengatakan bahwa dalam menghitung realisasi investasi asing, pihaknya selalu menggunakan acuan yang ada di dalam APBN. Artinya, jika tahun ini asumsi kursnya berada pada Rp15.000, angka itulah yang akan digunakan menghitung realisasi investasi khususnya bagi penanaman modal asing (PMA).
“Kurs saat ini kami memakai Rp15.000, sesuai dengan APBN 2019,” kata Farah kepada Bisnis.com, Selasa (30/7/2019).
Dalam catatan Bisnis.com, tren realisasi investasi asing yang masuk ke Indonesia selama kuartal II cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2018 lalu misalnya realisasi investasi asing pada kuartal II/2018 mencapai US$7,14 miliar, angka ini relatif turun dibandingkan kuartal II/2017 yang mencapai US8,2 miliar.
Namun demikian, realisasi kuartal II/2017 tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal II/2016 yang mencapai US$7,15 miliar.
Meski menghadapi risiko penurunan, Kepala BKPM Thomas Lembong cukup optimistis geliat investasi akan terus mengalami perbaikan. Apalagi, dilihat dari stabilitas politik, saat ini kondisi Indonesia relatif stabil dibandingkan dengan sewaktu bulan atau tahun ketika kontestasi politik dihelat.
Angka realisasi kuartal II/2019, dibandingkan dengan realisasi kuartal I/2019, terlihat adanya kenaikan walau hanya tumbuh sekitar 2,8%.
"Ini mengindikasikan adanya peluang peningkatan realisasi investasi setelah semester I. Tentunya tidak lepas dari kondisi politik dalam negeri yang semakin stabil setelah penetapan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019 – 2024,” jelas Lembong.