Bisnis.com, AMBON--Kementerian Perhubungan menilai beberapa daerah di Indonesia bagian Timur masih memerlukan investasi perusahaan perawatan kapal (repair dock shipyard), setelah Ambon dan Sorong.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Wisnu Handoko mengaku sudah ada beberapa investor yang berminat membuka fasilitas perawatan kapal di Indonesia. Adapun, lokasi yang masih banyak potensi adalah bagian Timur.
"Potensi pasarnya bagus, karena di Maluku saja ada 22 unit kapal yang beroperasi. Daerah yang potensial seperti Ternate dan Tidore di Maluku Utara, Merauke dan Timika di Papua, Tual, Dobo, atau Kupang," kata Wisnu, Selasa (30/7/2019).
Dia menambahkan investor sebaiknya merupakan perusahaan swasta nasional. Akan tetapi, jika berasal dari asing harus memenuhi syarat kepemilikan modal maksimal 49% dan sisanya berkongsi dengan perusahaan dalam negeri.
Akan tetapi, lanjutnya, pembangunan fasilitas perawatan kapal harus didukung oleh pemerintah daerah setempat untuk pembebasan lahannya. Jadi, pada saat investor mulai masuk, sudah tidak ada permasalahan.
Menurutnya, pembangunan fasilitas perawatan kapal bisa memudahkan operator kapal yang beroperasi di trayek tol laut. Perawatan atau perbaikan kapal bisa dilakukan dalam jarak yang masih dekat.
Terlebih, sebagian besar trayek tol laut melayani wilayah Timur Indonesia. Fasilitas perawatan kapal sebaiknya dibangun untuk kapasitas maksimal kapal berukuran 5.000 GT.
"Harga juga harus kompetitif. Jangan sampai jika dibandingkan di lokasi fasilitas perawatan yang jauh, harganya masih lebih mahal," ujarnya.