Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Semen Indonesia (ASI) pesimistis target kosumsi semen dapat tumbuh 3%-4% hingga akhir tahun ini lantaran kinerja paruh pertama tercatat minus.
ASI memproyeksikan pertumbuhan konsumsi pada akhir tahun ini tidak akan lebih dari 2% secara tahunan.
Ketua Umum ASI Widodo Santoso memaparkan konsumsi semen pada Juni 2019 anjlok 27,4% secara bulanan menjadi 2,7 juta ton. Namun, konsumsi semen pada Juni naik 12,8% secara tahunan. Widodo menduga hal tersebut disebabkan oleh libur Lebaran selama 10 hari.
Selain itu, konsumsi pada Mei 2019 turun 10% secara tahunan. Alhasil, konsumsi pada paruh pertama mengalami penurunan konsumsi sejumlah 670.000 ton secara tahunan dengan permintaan semen rata-rata hanya 4,9 juta ton per bulan. Adapun, rata-rata konsumsi semen pada semester I/2018 mencapai 6,58 juta ton per bulan.
Menurutnya, banyak pabrikan yang menghentikan sementara sebagian unit produksinya pada Mei dan Juni seperti PT Semen Indonesia Tbk. dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.. Pasalnya, stok semen dan clinker menumpuk di pabrik dan gudang-gudang penyangga.
Widodo menyebutkan pertumbuhan konsumsi semen pada semester I/2019 hanya terjadi di wilayah timur yang hanya berkontribusi 25% dari konsumsi nasional. Sementara itu, serapan semen di Jawa dan Sumatra yang menopang 75% konsumsi nasional turun 3,41% atau sekitar 792.957 ton secara tahunan.
Dia mengatakan harus ada penambahan konsumsi sejumlah 40,1 juta ton pada semester II/2018. Dengan kata lain, harus ada penambahan konsumsi per bulan sebesar 1,82% secara tahunan per bulan sebesar 6,7 juta ton. “Ini angka yang cukup besar.”
Widodo menilai katalis konsumsi semen pada semester II/2019 adalah program sejuta rumah oleh pemerintah dan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yang masih berada di level 5%.
Pihaknya juga akan mendorong para pelaku industri semen untuk menggarap pasar ekspor. Pada paruh pertama tahun ini, volume ekspor semen telah mencapai 2,75 juta ton atau relatif sama dengan performa periode yang sama tahun lalu.
Guna mengejar pertumbuhan konsumsi 2% secara tahunan, volume ekspor tahun ini harus mencapai 7 juta ton atau melesat 22,63% dari realisasi tahun lalu sebesar 5,7 juta ton.
Guna meningkatkan volume ekspor, katanya, para pelaku industri harus berusaha keras untuk merebut beberapa pasar yang telah digenggam oleh Vietnam dan Thailand di pasar regional dan mencari pasar baru. Menurutnya, pasar ekspor semen yang potensial berada di Banglades, Afrika, dan China.