Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan aliran modal asing masuk atau capital inflow sampai 25 Juli 2019 sudah tercatat sebesar Rp192,5 triliun.
"Ini terdiri dari Rp119,3 triliun untuk SBN [Surat Berharga Negara] dan Rp72,2 triliun untuk saham," papar Perry di Kompleks Bank Indonesia, Jumat (26/7/2019).
Menurut Perry pencapaian ini mengonfirmasi bahwa aliran modal asing masuk ke portofolio Indonesia terus positif dan menunjukkan kepercayaan pasar pada prospek perekonomian Indonesia.
"Ini respon terhadap yang ditempuh otoritas, terkait imbal hasil yang menarik di Indonesia," ungkap Perry.
Perry menambahkan premi resiko dan persepsi risiko investasi atau Credit Default Swap (CDS) juga rendah 83 poin. Angka ini rendah serta didukung imbal hasil yang masih cukup menarik.
Selain itu juga premi resiko masih menarik sehingga kalau kerao terjadi naik turun nilai tukar hal itu lebih kepada faktor teknikal bukan faktor fundamental.
"Karena memang merespon apa yang terjadi global di Amerika apa yang khususnya terjadi Eropa khususnya," ungkap Perry.
Dia menjelaskan bahwa awalnya Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan akan menurunkan suku bunga. Namun dengan peluang terjadinya Brexit membuat dolar kembali menguat beberapa waktu lalu.
"Sejauh ini kita pantau mekanisme pasar berjalan sangat baik para eksportir terima kasih dan terus mensuplai dari pasar valas," terang Perry.
Perry menambahkan pasar perbankan juga menjalankan mekanisme pasar yang baik. Begitu pula para importir yang butuh dolar juga tidak menubruk karena masih yakin nilai tukar akan stabil.
"Insyallah terus kita jaga stabilnya [nilai tukar rupiah]," paparnya.