Bisnis.com, JAKARTA--Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) berencana membangun gudang LPG di Indonesia lewat kerja sama dengan PT Pertamina (Persero).
Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis mengatakan dalam 60 hari ke depan, akan ada pembicaraan lebih lanjut mengenai rencana pembangunan gudang LPG tersebut. Gudang LPG tersebut akan menampung produk-produk yang diimpor dari UEA sehingga saat Indonesia membutuhkan impor tambahan, tidak perlu menunggu lebih lama karena barang sudah ditampung.
Menurutnya, Indonesia sangat memerlukan gudang LPG tersebut menyusul nilai impor yang sangat besar dari UEA. Dalam setahun, nilai impor Indonesia dari UEA setidaknya mencapai US$2 miliar, termasuk di dalamnya impor LPG.
"Mereka taruh [LPG] di sini, barangnya dari sana [UEA]," katanya usai melakukan rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jumat (26/7/2019).
Dia menyatakan Indonesia akan menyiapkan keperluan investasi ADNOC di dalam negeri. Salah satunya persiapan lokasi yang sesuai untuk gudang LPG.
"Pertamina yang akan siapkan [lokasi], dia [ADNOC] sudah siap semua. Orang ini punya banyak uang, harus kita manfaatkan," katanya.
Baca Juga
Husin menjelaskan UEA memandang Indonesia sebagai negara yang cocok untuk penanaman modal. Pasalnya, selain memiliki kesamaan budaya, yakni sama-sama merupakan negara berpenduduk muslim, Indonesia juga diyakini memiliki pertumbuhan ekonomi yang besar dan stabil.
Selain ADNOC, Mubadala Investment Company juga berencana menanamkan modal di Indonesia. Berbeda dengan ADNOC yang tertarik pada proyek downstream di Indonesia, Mubadala akan mengerjakan sejumlah proyek upstream.
Saat ini, Mubadala sedang mencari proyek mana yang mungkin bisa mereka masuki untuk investasi.
Adapun proyek yang sudah pasti berjalan adalah pembangunan pabrik Petrokimia di Indonesia senilai US$2,5 miliar atau setara dengan Rp35 triliun, bekerja sama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dan OMV Aktiengesellschaft.
"Mereka ekspansi ingin perluas pasar, perluas investasi. Yang penting kita siap. Masalahnya, kita kadang-kadang belum siap betul," katanya.