Bisnis.com, JAKARTA--Dampak insiden gelembung gas dan tumpahan minyak di sekitar area pengeboran sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) melebar hingga ke delapan desa yang berada di Kabupaten Bekasi dan Karawang.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Karliansyah mengatakan delapan desa yang terimbas tumpahan minyak yakni dua desa di Bekasi dan enam desa di Karawang.
"Hingga 24 Juli siang ada dua desa di Bekasi dan enam desa di Karawang yang terimbas tumpahan minyak tersebut," ujarnya, dalam pesan singkat kepada Bisnis.com, Rabu (24/7/2019) malam.
Delapan desa yang terimbas tersebut, yakni Pantai Bahagia dan Bungin yang berada di Kabupaten Bekasi, Tanjung Pakis, Tambak Sari, Sedari, Cemara Jaya, Sungai Buntu, dan Pusaka Jaya yang berada di Karawang.
Karliansyah mengatakan para petugas baik dari Pertamina maupun masyarakat terus berupaya mengumpulkan tumpahan minyak yang ada di pesisir pantai di delapan desa yang dimaksud.
Menurutnya, upaya penangan dalam kasus tumpahan minyak ini terus berjalan. "Upaya pengendalian terus dilakukan. Tim Pertamina juga melibatkan pihak perusahaan lain," tambahnya.
Saat ini, fokus penanggulangan kejadian gelembung gas dan tumpahan minyak adalah upaya penyumbatan semburan dan pengendalian dampak pada masyarakat.
Sebelumnya, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan sudah melibatkan 27 kapal dan oil boom atau alat penghalang minyak yang mengambang di laut. Senada dengan Karliansyah, Pertamina juga dibantu oleh KKKS lainnya untuk menekan dampak kejadian melebar
"Kami terima, kami juga terima kasih ke KKKS yang lain," katanya.
Pertamina juga mendatangkan tim Boot and Coots, perusahaan asal Houston, Amerika Serikat, yang memiliki pengalaman dalam menyelesaikan kejadian tumpahan minyak di Teluk Mexico (Deepwater Horizon).