Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Food Station Masuk Bisnis E-commerce, Kendalikan Harga Beras di DKI

PT Food Station Tjipinang Jaya, pengelola Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), mulai merambah pemasaran via platform dagang-el guna memperluas pangsa pasar beras.
Newswire
Newswire - Bisnis.com 24 Juli 2019  |  16:54 WIB
Food Station Masuk Bisnis E-commerce, Kendalikan Harga Beras di DKI
Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Jumat (19/1). - ANTARA/Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Food Station Tjipinang Jaya, pengelola Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), mulai merambah pemasaran via platform dagang-el guna memperluas pangsa pasar beras.

Direktur Utama Food Station Arief Prasetyo Adi menjelaskan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) itu bertujuan untuk menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen dengan cara merambah e-commerce.

“Food Station mengusung brand FS, kini beras FS selain ada di ritel modern, juga terdapat di e-commerce, seperti Blibli, Lazada, Bukalapak serta Elevania," ujarnya, belum lama ini, seperti dikutip dari Antara.

Dia menjelaskan, platform dagang-el menambah kemudahan distribusi beras ke masyarakat, sehingga turut menjaga stabilitas harga yang akhirnya turut berkontribusi menjaga inflasi, terutama di wilayah DKI Jakarta.

"Kontribusi penjualan melalui e-commerce memang relatif masih kecil, tetapi cukup membantu," ujarnya lagi.

Guna memperkuat pasokan, Food Station menggandeng gabungan kelompok tani (gapoktan), koperasi tani, dan penggilingan padi. "Kebanyakan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan," kata Arief.

Perseroan juga memiliki dua unit mesin pengolah beras, sehingga turut menambah kapasitas produksi lebih tinggi. Pada tahun ini, kapasitas produksi yang dihasilkan perusahaan 10.000 ton per bulan.

Selain komoditas beras, sebut Arief, Food Station memiliki portofolio komoditas lain, yakni minyak goreng, gula pasir, telur ayam, ikan kembung, bawang putih, tepung terigu dan susu UHT.

Dia menambahkan, bisnis inti perusahaan tetap pada komoditas beras. Namun, pihaknya juga mengembangkan produk lain yang kontribusinya terhadap inflasi cukup besar.

"Portofolio komoditas itu cukup strategis, dibutuhkan banyak orang dan mempengaruhi pergerakan inflasi," katanya pula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

pasar beras induk cipinang

Sumber : Antara

Editor : Wike Dita Herlinda

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top