Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asosiasi : Tak Masuk Akal Dibuat Jalur Khusus Angkutan Logistik

Rencana pemerintah membentuk lajur atau jalan khusus logistik dari kawasan industri menuju pelabuhan diragukan dan disebut sebagai langkah tidak masuk akal.
Kendaraan arus balik Lebaran merayap diruas tol Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (8/5). Kemacetan tersebut akibat meningkatnya volume kendaraan serta pertemuan arus kendaraan dengan ruas tol Cikampek di kilometer 66. Untuk mengurai kemacetan pihak kepolisian memberlakukan satu arah (oneway)./JIBI/Bisnis-Dedi Gunawan
Kendaraan arus balik Lebaran merayap diruas tol Cikampek, Jawa Barat, Sabtu (8/5). Kemacetan tersebut akibat meningkatnya volume kendaraan serta pertemuan arus kendaraan dengan ruas tol Cikampek di kilometer 66. Untuk mengurai kemacetan pihak kepolisian memberlakukan satu arah (oneway)./JIBI/Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- Rencana pemerintah membentuk lajur atau jalan khusus logistik dari kawasan industri menuju pelabuhan diragukan dan disebut sebagai langkah tidak masuk akal.

Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldi Ilham Masita menuturkan pembuatan lajur khusus logistik perlu memperhatikan jumlah lajurnya karena kalau tidak cukup memenuhi kebutuhan malah akan menjadi bottleneck (leher botol) yang menyebabkan kemacetan.

"Lebih gila lagi [kalau] jalan provinsi, kan kualitas jalannya bukan untuk kendaraan berat, akhirnya membuat jalan rusak dan malah macetnya lebih parah untuk logistik di jalur khusus logistik ini," katanya kepada Bisnis.com, Minggu (21/7/2019).

Sebernarnya, dia menuturkan dapat dihitung saja berapa pergerakan truk logistik yang melalui jalan tol Cikampek ke Pelabuhan Tanjung Priok begitu pun sebaliknya. Dari jumlah tersebut perlu dihitung kecukupan volume dan kapasitasn jalur khusus tersebut.

"Saya ragu karena kapasitas Tanjung Priok sudah naik dengan adanya New Priok tapi kapasitas tol Cikampek tidak bertambah, belum lagi tambahan kawasan industri sepanjang Cikampek dan perumahan," ujarnya meragukan.

Menurutnya, lebih baik Kemenhub menerapkan genap ganjil mobil pribadi sepanjang hari di tol Cikampek dan memperbanyak bus umum dari perumahan di sepanjang tol Cikampek ke Jakarta.

Sebagai kompensasi bagi mobil priadi, imbuhnya, truk dilarang melintasi tol Cikampek pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu. Hal ini untuk memberikan kesempatan bagi pengguna mobil pribadi.

Solusi ini, terangnya, dapat dilakukan hingga tol elevated Cikampek selesai dibangun. Membuat lajur khusus menurutnya tidak mungkin apalagi di jalur tol, karena jalur yang ada saja sudah sempit akibat pembangunan LRT, tol elevated dan Kereta Cepat Indonesia Jakarta Bandung.

"Jadi menurut saya Kemenhub panik dan tidak mempunyai solusi yang jitu, jalur khusus truk atau logistik ini tidak akan efektif karena memang kapasitas sekarang ini sangat jauh di bawah kebutuhan," paparnya.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengkaji jalur khusus bagi angkutan logistik sepanjang Jakarta hingga Karawang guna mengantisipasi kemacetan di wilayah Jabodetabek.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Budi Setiyadi menuturkan pihaknya menerima keluhan para pengusaha logistik atas macetnya wilayah Jabodetabek yang menyebabkan aktivitas logistik menjadi tidak efisien.

Menanggapi keluhan tersebut, Kemenhub tengah mengkaji membentuk jalur khusus di luar tol untuk angkutan barang atau logistik yang mengakomodasi kebutuhan antar kawasan industri.

"Salah satunya mereka meminta kepada kita untuk ada semacam penghargaan yang diberikan kepada mereka, jalur khusus atau apa nanti sedang kita lakukan kajian," katanya.

Dia menuturkan saat ini tengah melakukan survei beberapa pusat industri yang pergerakan antar kompleks kawasan industri dapat saling terkoneksi.

Menurutnya, kendaraan logistik ini memerlukan kemudahan di tengah situasi kemacetan di luar musim puncak seperti Lebaran dan libur lainnya. Pasalnya, pergerakan angkutan barang menggerakkan perekonomian nasional.

"Artinya harus ada pergerakan logistik yang cepat, apalagi antara satu kawasan dengan kawasan lain. Itu pasti saling memberi dukungan," tuturnya.

Dia menjelaskan selama ini koneksi antar kawasan industri melalui jalur tol yang membuat perjalanan jadi tidak efisien. Padahal bisa saja kendaraan barang melalui jalur khusus yang lebih cepat. 

"Selama ini mereka pakai tol, makanya terhambat. Jadi biaya logistik tinggi, kemudian lama juga, mulai dari Jakarta sampai Karawang. Mudah-mudahan ada titik temu," ujarnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper