Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian optimistis pascarealisasi investasi oleh Pegatron di Batam, Kepulauan Riau, Indonesia dapat memacu ekspor produk elektronik.
Janu Suryanto, Direktur Industri Elektronika dan Telematika Kemenperin menyebutkan kehadiran pabrik Pegatron akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan industri elektronika secara nasional dan khususnya di Batam.
Pabrikan pemasok komponen untuk Apple itu akan memproduksi produk smart-home seperti komputer, alat-alat telekomunikasi nirkabel, serta komponen ponsel pintar. Pabrik Pegatron di Batam ini rencananya berdiri di Kawasan Industri Batamindo dengan luas pabrik mencapai satu hektare.
"Dengan adanya Pegatron, diharapkan ekspor produk elektronika akan meningkat signifikan," kata Janu melalui keterangan tertulis, Sabtu (20/7/2019).
Janu memyebut pihaknya mendorong agar Indonesia bisa menjadi hub industri elektronika Taiwan. Peluang ini seiring telah mulai berinvestasinya raksasa pemasok komponen Pegatron dari Taiwan.
Peningkatan kinerja industri elektronik ini seiring penambahan kapasitas bisnis Pegatron. Pabrikan asal Taiwan ini berkomitmen menempatkan investasinya US$1,5 miliar. Saat ini perusahaan telah merealisasikan US$40 juta.
"Pabrik ini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 1.800 orang. Pabrik tersebut merupakan yang pertama di Indonesia dan Asia Tenggara," katanya.
Kemenperin mencatat, pertumbuhan produksi pada kelompok industri komputer, barang elektronika dan optik pada triwulan I tahun 2019 mencatatkan angka yang positif sebesar 2,78 persen, naik jika dibanding capaian di periode sama tahun lalu yang minus -4,80 persen.
Populasi industri elektronika di Indonesia sampai dengan triwulan II-2019, ada penambahan sejumlah 21 perusahaan. Industri elektronika dinilai sebagai salah satu sektor yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
“Oleh karena itu, industri elektronika merupakan satu dari lima sektor manufaktur yang sedang mendapatkan prioritas pengembangan, terutama dalam kesiapan memasuki era digital. Ini sesuai dengan peta jalan Making Indonesia 4.0,” paparnya.
Sepanjang tahun 2018, nilai investasi industri elektronika menyentuh di angka Rp12,86 triliun, naik dibanding tahun 2017 sebesar Rp7,81 triliun. Sementara itu, nilai ekspor dari industri elektronika mampu menembus US$8,2 miliar atau naik dibanding tahun 2017 yang mencapai US$7,9 miliar.
“Tahun ini, ditargetkan ada beberapa investasi baru yang akan masuk, yang secara total nilainya mencapai Rp1,3 triliun dengan proyeksi penyerapan tenaga kerja secara keseluruhan sebanyak 248,5 ribu orang. Ini menandakan bahwa iklim investasi di Indonesia masih kondusif,” paparnya.