Bisnis.com, JAKARTA – PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Maluku dan Maluku Utara menarget rasio desa berlistrik PLN di Maluku dan Maluku Utara pada 2020 masing-masing sebesar 94,6 persen dan 98,4 persen meskipun daya beli listrik masyarakat di desa terpencil yang masih rendah.
Hingga Juni 2019, rasio elektrifikasi dari listrik PLN di Maluku dan Maluku Utara masing-masing tercatat sebesar 87,07 persen dan 89,33 persen.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Maluku dan Maluku Utara Romantika Dwi Juni Putra mengatakan pihaknya terus berupaya untuk menghadirkan listrik bagi kehidupan masyarakat hingga pulau-pulau terluar Indonesia, seperti halnya yang dilakukan oleh PLN di Provinsi Maluku dan Maluku Utara.
Dia memerinci pada 2020 target desa berlistrik PLN di Provinsi Maluku sebanyak 1.174 desa dari total desa 1.241 desa atau rasio desa berlistrik PLN sebesar 94,6 persen. Sementara itu, di Provinsi Maluku Utara targetnya sebanyak 1.181 desa dari total 1.200 desa atau rasio desa berlistrik PLN sebesar 98,4 persen.
Adapun jumlah calon pelanggan di Provinsi Maluku dan Maluku Utara dengan target desa berlistrik di tahun 2020 tersebut yakni masing-masing sebanyak 34.105 calon pelanggan dan 33.715 calon pelanggan.
“Hingga saat ini kami terus berupaya untuk dapat menghadirkan listrik bagi kehidupan masyarakat, diantaranya melalui program Listrik Pedesaan (LISSA),” katanya seperti dikutip dalam siaran pers, Jumat (19/7/2019).
Baca Juga
Romantika juga menuturkan bahwa yang juga menjadi perhatian PLN saat ini yakni daya beli masyarakat di desa-desa terpencil masih relatif rendah, yang dapat berakibat pada hanya sekitar 10-15 persen masyarakat yang mampu untuk membayar biaya pasang baru maupun pemasangan instalasi di rumah masing-masing.
Tentunya potensi permasalahan ini harus disikapi melalui sinergi dari pemerintah dan berbagai pihak. Selain itu akses layanan ke pulau-pulau juga menjadi tantangan.
“Di samping itu, smakin mendekati RE 100 persen, desa-desa yang akan segera dilistriki tersebut terletak di pulau-pulau yang memiliki tantangan tersendiri bagi kami, khususnya terkait akses untuk mencapai pulau-pulau dan desa-desa tersebut. Namun harus diketahui juga bahwa tidak semua desa tersebut tidak berlistrik. Ada desa yang telah berlistrik namun dikelola oleh pemerintah daerah setempat, pihak swasta bahkan pengelolaan swadaya,” katanya.
Tidak hanya itu, PLN juga terus berupaya untuk meningkatkan penjualan listrik di Maluku dan Maluku Utara, khususnya di sistem-sistem kelistrikan yang besar dan memiliki ketersediaan daya yang besar pula seperti di Ambon dan Ternate. Tentunya dengan peningkatan pada penjualan tenaga listrik, akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi.
“Meningkatnya penjualan tenaga listrik dapat berarti juga terjadi peningkatan jumlah pelanggan kami di Maluku dan Maluku Utara mulai dari golongan Rumah Tangga hingga Bisnis maupun Industri. Meningkatnya jumlah pelanggan tersebut khususnya di golongan Bisnis maupun Industri berarti kegiatan investasi di daerah ini telah menggeliat dengan dukungan pasokan listrik yang cukup,” tambah Romantika.
Sebagai informasi, hingga Juni 2019 jumlah pelanggan PLN di Maluku dan Maluku Utara mencapai 601.768. Jumlah ini meningkat sekitar 2,51 persen dari jumlah pelanggan di bulan Januari 2019 yang mencapai 586.689 pelanggan. Adapun sebanyak 29.053 pelanggan di antaranya merupakan pelanggan Bisnis.
Peningkatan jumlah pelanggan juga selaras dengan peningkatan penjualan tenaga listrik itu sendiri.Tercatat bahwa pertumbuhan penjualan tenaga listrik di Maluku dan Maluku Utara pada semester 1/2019 ini meningkat sebesar 7,51 persen dibanding tahun sebelumnya.
Pada Juni 2018 lalu PLN menjual sebesar 488 GWH dan untuk bulan Juni 2019 ini mencapai 525 GWH sehingga terdapat peningkatan sebesar 36 GWH.
“Tentu ini tidak lepas dari upaya PLN untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan listrik dan meningkatkan kinerja operasi,” sebutnya.