Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Industri Minuman Ringan (Asrim) memproyeksikan pertumbuhan penjualan minuman ringan sepanjang tahun ini akan tumbuh sekitar 3%-4% atau berada di level yang tidak jauh beda dengan tahun lalu.
Ketua Asrim Triyono Prijosoesilo mengatakan data yang dikumpulkan asosiasi menunjukkan permintaan minuman ringan hingga Mei 2019 secara keseluruhan masih stagnan jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Namun, Triyono optimistis volume penjualan bakal positif sepanjang 2019. Pasalnya, beberapa anggota asosiasi melaporkan serapan pada momentum Hari Raya Lebaran lalu mengalami peningkatan.
Setiap tahun, penjualan pada saat Lebaran bisa mencapai 30% dari volume serapan masyarakat sepanjang tahun.
“Tantangan bagi kami adalah bagaimana menjaga penjualan setelah Lebaran. Biasanya teman-teman akan menggenjot pemasaran, misalnya mengadakan promo,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (17/7/2019).
Minuman ringan merupakan golongan nonalcoholic ready to drink (NARTD), seperti produk susu, jus, kopi, the, dan variannya.
Industri minuman ringan masih didominasi oleh produk air minum dalam kemasan (AMDK) sekitar 70% dan diikuti oleh produk teh dalam kemasan serta produk-produk minuman lainnya.
Sebelumnya, Rachmat Hidayat, Ketua Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan (Aspadin), meyakini permintaan AMDK diperkirakan bisa tumbuh sebesar 10% dengan pendorong utama pada gelaran pesta demokrasi, puasa, Lebaran, Natal, dan Tahun Baru.
Produksi AMDK dalam negeri diperkirakan bisa mencapai 33 miliar liter per tahun dari tahun lalu yang sekitar 30 miliar liter per tahun.
Adapun di antara produk minuman dalam kemasan, AMDK tumbuh lebih tinggi. Menurut Rachmat, hal ini dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat yang memilih AMDK seusai makan atau berolahraga. Selain itu, AMDK harganya juga jauh lebih murah dibandingkan dengan produk minuman dalam kemasan lainnya.
Kementerian Perindustrian mencatat industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 7,91% sepanjang tahun lalu. Dari 2014 hingga 2018, sektor ini mencatatkan pertumbuhan yang relatif lebih tinggi dibandingkan sektor lainnya dan menjadi salah satu sektor unggulan pengembangan industri pengolahan ke depan.