Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengekspor bawang merah seberat 1.000 ton dan jahe seberat 500 ton. Bawang merah tersebut diekspor ke Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Sementara itu Jahe diekspor ke Bangladesh.
Suwandi, Direktur Jenderal Hortikultura Kementan mengatakan, ekspor ini diharapkan dapar menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional.
"Ekspor dan investasi harus didorong penuh agar pertumbuhan ekonomi semakin kuat dan masyarakat semakin sejahtera," kata Suwandi seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (16/7/2019).
Kementan mencatat, realisasi produksi bawang merah nasional pada 2018 mencapai 1,5 juta ton naik 2.04% dari realisasi produksi tahun sebelumnya sebanyak 1,47 juta ton.
Selain itu, sejak 2017 Indonesia juga mulai mengekspor bawang merah ke beberapa negara tetangga, yang jumlahnya mencapai 7.750 ton. Angka ekspor ini naik 93,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 736 ton.
Ekspor jahe juga pada periode Januari-Mei 2019 tercatat naik sebesar 10,2% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu dari 1.400 ton menjadi menjadi 1.543 ton.
Dia mengatakan, selama ini ekspor bawang merah dilakukan ke 11 negara, dan jahe ke 26 negara. Adapun 11 negara tujuan ekspor bawang merah yakni Jepang, Hongkong, Taiwan, Thailand, Singapore, Filipina, Malaysia, Vietnam, Timor Leste, UK, Netherlands.
Perwakilan dari CV Bawang Mas 99 selaku eksportir, Aman Buana Putra mengatakan, ekspor 1.000 ton bawang merah ini bukanlah ekspor yang pertama kali mereka lakukan.
Sebelumnya, Pada 2017 dan 2018, CV Bawang Mas 99 telah mengekspor bawang merah seberat 1.000 ton/ tahun-2.000 ton/tahun per tahun ke beberapa negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina.
"Bawang merah ini dihasilkan petani dari Probolinggo, dan Bima, Nusa Tenggara Barat. Jahe pun dihasilkan petani di Ponorogo dan Probolinggo. Kami beli dengan harga yang menguntungkan petani," kata Aman.
Aman optimistis, ke depan volume ekspor bawang dan jahe semakin bertambah. Apalagi jahe termasuk komoditas hortikultura bernilai ekonomi cukup tinggi sebab memiliki banyak manfaat. Tak hanya itu, menurutnya peluang untuk ekspor untuk komoditas kmi masih terbuka luas.
Dia menyampaikan permintaan jahe berdatangan dari sejumlah negara diantaranya China, Bangladesh, Pakistan, Belanda dan Brunei Darussalam.
"Pembeli luar negeri lebih tertarik jahe dari Indonesia bila dibandingkan jahe dari Vietnam dan Thailand. Ini disebabkan kandungan minyak atsiri, pati dan serat jahe Indonesia lebih baik," tandasnya.