Bisnis.com, JAKARTA – Federal Reserve diperkirakan meluncurkan alat kebijakan pendanaan kepada bank menggunakan Treasury dan sekuritas lainnya sebagai jaminan pada awal 2020, dengan kemungkinan pengujian akan dimulai akhir tahun ini, ungkap analis Deutsche Bank.
Dilansir Reuters, perjanjian pembelian kembali dengan tingkat bunga tetap, atau fasilitas repo, akan berfungsi sebagai penghalang erhadap lonjakan tajam suku bunga di pasar uang, yang terjadi dengan frekuensi yang semakin meningkat pada akhir bulan dan akhir kuartal.
"Kami menegaskan kembali harapan kami bahwa The Fed dapat menguji fasilitas ini akhir tahun ini dan meluncurkannya untuk operasi skala penuh pada awal 2020," ungkap analis Deutsche Bank Steven Zeng dalam catatan penelitian, seperti dikutip Reuters.
Para pejabat The Fed memperdebatkan manfaat fasilitas repo pada bulan Juni, namun belum ada konsensus mengenai desain fasilitas ini.
Analis Wall Street lainnya mempertanyakan apakah fasilitas repo akan terjadi dalam waktu dekat ketika bank sentral dapat mengakhiri normalisasi neraca dan memulai kembali pembelian obligasi Treasury lebih cepat dari yang telah direncanakan.
“Proyeksi kami tetap bahwa fasilitas ini dapat diimplementasikan pada akhirnya, tetapi kami pikir ini bisa memakan waktu lebih lama dari yang kami perkirakan, sekitar kuartal 2020, mengingat beragam pendapat tentang parameter dari para peserta,” tulis analis suku bunga Citi Research, Steve Kang, dalam sebuah catatan penelitian.
Meski demikian, Zong mengatakan The Fed dan pasar keuangan tetap diuntungkan oleh fasilitas repo.
Untuk The Fed, program ini dapat menyusutkan neraca lebih besar dan dapat mencegah bank-bank besar menimbun cadangan, sehingga menghasilkan distribusi cadangan yang lebih merata ke bank-bank kecil, katanya.
Sementara itu, bagi pelaku pasar dan investor, fasilitas repo dapat mendukung volume perdagangan dan likuiditas perdagangan dengan menawarkan lebih banyak fleksibilitas kepada bank untuk lebih bebas memilih antara pencadangan atau surat berharha.
Bank-bank besar AS telah mempertahankan sebagian besar cadangan berlebih, alih-alih meminjamkannya, sebagian untuk memenuhi persyaratan likuiditas yang diberlakukan sebagai tanggapan terhadap krisis keuangan global satu dekade lalu.