Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perpaduan Budi Daya Bawang Merah dan Lele Untungkan Petani

Para petani bawang merah di Nganjuk, Jawa Timur menerapkan metode budi daya bawang merah yang cukup unik yakni memadukan tanaman bawang merah dengan ternak ikan lele.
Buruh tani menyiram tanaman bawang merah di Tegal, Jawa Tengah, Rabu (2/8)./ANTARA-Oky Lukmansyah
Buruh tani menyiram tanaman bawang merah di Tegal, Jawa Tengah, Rabu (2/8)./ANTARA-Oky Lukmansyah

Bisnis.com, JAKARTA - Para petani bawang merah di Nganjuk Jawa Timur memadukan budi daya tanaman bawang merah dengan ternak ikan lele atau disebut Bamele.

Hasil dari metode budi daya unik ini diklaim bisa meningkatkan produktivitas dan mendatangkan keuntungan ganda dari hasil kedua komoditas tersebut.

Susanto, petani asal Dusun Padangan, Desa Banaran Kulon, Kecamatan Bagor, Nganjuk, merupakan salah satu petani yang mencoba teknik Bamele di lahan bawang merahnya.

Menurutnya, tujuan awal teknik ini berniat untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengajak petani melakukan budidaya secara sehat dan ramah lingkungan.

“Ini cara budidaya nonpestisida, tidak pakai bahan kimia karena dibawahnya ada lele. Untuk pengendalian hama kami gunakan lampu light thrap dan pengendali hayati. Jadi produk bawang merah kami sehat dan aman dikonsumsi. Buktinya, ikan lele bisa hidup dengan baik," kata Susanto seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (12/7/2019).

Menurut Susanto, budidaya dengan metode ini cukup sederhana dan bisa mengoptimalkan pemanfaatan lahan.

Penebaran bibit lele berukuran diameter kepala 6-7 mm sebanyak 132.000 ekor/ha dapat dilakukan dalam parit atau got lahan bawang merah berukuran lebar 40 cm. Adapun, umur pemeliharaan lele sama dengan umur panen bawang merah yaitu 60 hari-70 hari.

“Hasilnya sangat memuaskan, bisa dipanen bawang merah kelas organik 16-17 ton/ha plus 10 ton lele. Harganya saat ini juga lagi bagus, bawang merah varietas Tajuk di petani dihargai Rp16.000/kg, sementara lelenya Rp15.000/kg. Sangat menguntungkan," ungkapnya.

Kepala Dinas Pertanian Nganjuk, Judi Ernanto mengatakan pihaknya akan melakukan replikasi dan kembangkan teknologi Bamele ini ke seluruh Nganjuk.

Adapun, luas areal tanam bawang merah Kabupaten Nganjuk sekitar 14.000 ha dengan produksi tahun lalu mencapai 152.000 ton. Nganjuk juga merupakan sentra bawang merah terbesar di Jawa Timur dan ketiga di Indonesia setelah Brebes dan Bima.

Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi sangat mengapresiasi cara unik dan inovatif petani Nganjuk dalam berbudidaya bawang merah yang ramah lingkungan menggunakan teknik Bamele.

“Ini contoh kreativitas pola integrasi selama ini hanya dikenal mina-padi, sekarang sudah ada mina-cabai, mina-bamer dan lainnya. Tiap daerah punya kearifan lokal dan cara sendiri dalam berbudidaya bawang merah. Silakan saja petani berimprovisasi. Bamele ini patut dicontoh sentra bawang merah lainnya," kata Suwandi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper