Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia menargetkan pengunjung Karya Kreatif Indonesia 2019 capai 12.000 orang.
Kepala Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia Budi Hanoto menyatakan selaku penyelenggara, BI berniat menaikkan jumlah pengunjung sampai 20%.
"Kalau 3 hari 12.000 orang. Tahun lalu itu 9.000 sampai 10.000 orang pengunjung. Target jelas kami tidak pasti karena ini business relation," ujar Budi di Kantor Bank Indonesia, Selasa (9/7/2019).
Kepala Departemen Pengembangan UMKM Bank Indonesia Budi Hanoto usai pemaparan tentang Karya Kreatif Indonesia 2019/Bisnis
Budi menjelaskan dalam KKI 2019 ada 3 sesi yang akan mendorong UMKM khususnya binaan BI untuk siap bertransformasi menjadi komoditas ekspor berbasis digital. Salah satu yang diutamakan dalam KKI 2019 ada kemudahan akses pembiayaan bagi UMKM. Ke depannya, kata Budi, ada tiga hal yang akan mendorong kemudahan pembiayaan atau permodalan UMKM.
Pertama, ada business matching dengan pihak perbankan. Kedua, business matching dengan pihak e-commerce sebagai medium perdagangan digital. Ketiga, business matching dengan agregator atau pengusaha eksportir.
"Apakah akan ada skema pembiayaan baru untuk UMKM tergantung dari business matching itu," jelas Budi.
Saat ini, secara total ada 898 UMKM binaan BI. Ada 662 di antaranya adalah UMKM yang sudah dibina dari hulu ke hilir oleh BI. Budi menyebut ada 91 UMKM binaan BI yang sudah melakukan ekspor. Umumnya UMKM yang dibina oleh BI bergerak pada bidang garmen seperti kain tradisional, kerajinan atau kriya, dan kuliner olahan.
Budi menyebut selain berjumpa dengan pihak eksportir, para pelaku UMKM juga ada business matching dengan importir asal Korea Selatan dan Papua Nugini. Tujuannya untuk memperluas jenis produk UMKM yang bisa dimasukkan ke negara-negara tujuan.
Untuk menjamin kualitas produk UMKM bisa bersaing di pasar global, Budi mengaku BI tak hanya melakukan pendampingan kualitas produksi tetapi memperbaiki manajemen dan memperbaiki administrasi tata kelola wirausaha.
"Jadi dari hulu ke hilir ada akses pasar dan UMKM bisa tertata masuk pasar. Ini end to end process memberikan mesin produksi dan ini kualitas sudah melalui pengujian kurator tidak hanya di daerah tapi dari kantor pusat BI juga menyeleksi lagi ini kualitasnya agar memenuhi standar dan bisa ekspor," paparnya.