Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subtitusi Bahan Baku Kosmetik Impor Sangat Memungkinkan

Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi), mengatakan saat ini sebesar 80% bahan baku kosmetik masih didatangkan dari luar negeri. Namun, dia melihat Indonesia mampu mensubtitusi bahan baku impor ke depannya.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melihat produk kosmetik produksi dalam negeri yang dipamerkan di lobi gedung Kementerian Perindustrian, Rabu (3/7/2019). /Foto Kemenperin
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melihat produk kosmetik produksi dalam negeri yang dipamerkan di lobi gedung Kementerian Perindustrian, Rabu (3/7/2019). /Foto Kemenperin

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri kosmetik memandang pengembangan bahan baku di dalam negeri sangat memungkinkan dengan potensi yang ada. Untuk itu, dibutuhkan pendalaman struktur industri supaya ketergantungan bahan baku impor berkurang.

Sancoyo Antarikso, Persatuan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi), mengatakan saat ini sebesar 80% bahan baku kosmetik masih didatangkan dari luar negeri. Namun, dia melihat Indonesia mampu mensubtitusi bahan baku impor ke depannya.

"Indonesia bisa melakukan subtitusi bahan baku, makanya salah satu bahan utama kosmetik, oleochemical, harus digenjot terus," katanya di Jakarta belum lama ini.

Dia menyebutkan selain oleochemical, beberapa bahan baku yang bisa disupplai dari dalam negeri yaitu parfum, yang berasal dari minyak atsiri dan nilam. Sayangnya, saat ini nilam banyak diekspor yang kemudian masuk kembali ke Indonesia setelah diolah lebih lanjut di negara lain dengan harga yang lebih tinggi.

Begitu juga dengan produk palm kernel oil yang semestinya bisa diolah lebih lanjut di dalam negeri ketimbang diekspor dan masuk kembali ke pasar domestik.

"Palm kernel oil daripada diekspor mentah mendingan diolah di sini menjadi fatty acid, fatty alcohol dan lainnya. Nilai tambahnya akan semakin tinggi," katanya.

Industri kosmetik merupakan salah satu industri yang memiliki pertumbuhan positif dan lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang kuartal I/2019 industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional tumbuh sebesar 8,12% secara tahunan dengan nilai PDB sebesar Rp21,9 triliun.

Segmen kosmetik, perawatan kulit, dan personal care diproyeksikan tumbuh pada angka 9% untuk tahun ini. Pada 2018, nilai pasar segmen ini mencapai Rp50 triliun.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartrato optimistis potensi industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional di Indonesia akan terus tumbuh dan berkembang. Hal ini seiring bertambahnya jumlah penduduk terutama dengan bonus demografi dan peningkatan daya beli masyarakat.

“Sektor industri ini menjadi andalan, karena pertumbuhannya mampu melampaui pertumbuhan ekonomi. Apalagi produknya lagi diminati di pasar global. Indonesia punya potensi karena bahan bakunya banyak serta tumbuhnya masyarakat kelas menengah,” paparnya.

Menurutnya, Indonesia memiliki banyak sumber hayati, baik yang berasal dari darat maupun laut yang bisa dikembangkan sebagai bahan baku kosmetik.

“Beberapa belum banyak dikembangkan, seperti ganggang laut, marine collagen yang potensial untuk dikembangkan di pasar lokal dan global. Oleh karena itu, sinergi R&D di industri ini menjadi strategis antara pelaku usaha, lembaga riset, dan universitas,” ujarnya.

Berdasarkan catatan Kemenperin, ekspor produk kosmetik selama 2018 senilai US$556,36 juta, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai US$516,88 juta. Walaupun mengalami peningkatan ekspor, di sisi impor juga mengalami kenaikan dari US$631,66 juta menjadi US$850,15 juta sepanjang tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Akhirul Anwar

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper